Berita  

BPS: Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi Januari

beras ( ilustrasi )
beras ( ilustrasi )

Jakarta, KabarBerita.id – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan harga beras menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Januari 2018 yang tercatat sebesar 0,62 persen.

“Beras menjadi penyumbang terbesar inflasi Januari dengan kontribusi inflasi 0,24 persen,” kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta.

Suhariyanto mengatakan bahan makanan yang ikut menyumbang inflasi pada periode ini adalah daging ayam ras sebesar 0,07 persen, ikan segar 0,05 persen, cabai rawit 0,04 persen dan cabai merah 0,03 persen.

“Namun terdapat bahan pangan yang mengalami penurunan harga dan menekan inflasi dari bahan makanan yaitu telur ayam ras dan bawang merah yang masing-masing tercatat deflasi 0,01 persen,” katanya.

Selain harga bahan makanan yang mengalami kenaikan, inflasi juga disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek filter yang menyumbang inflasi 0,02 persen dan rokok kretek sebesar 0,01 persen.

“Inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan upah tukang bukan mandor, upah pembantu rumah tangga serta harga emas perhiasan yang dipengaruhi pergerakan harga di pasar internasional,” ujar Suhariyanto.

Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat memberikan sumbangan inflasi tinggi sebesar 2,34 persen pada Januari 2018.

Kelompok lainnya yang mengalami inflasi adalah kelompok sandang dengan kontribusi 0,50 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43 persen.

Penyumbang inflasi lainnya adalah kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,16 persen.

Namun, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dalam periode ini menyumbang deflasi sebesar 0,75 persen.

“Deflasi ini dipengaruhi penurunan tarif angkutan udara dengan kontribusi 0,07 persen dan tarif angkutan kereta api sebesar 0,01 persen, meski sempat naik pada periode Desember,” kata Suhariyanto.

Dalam periode ini, BPS juga mencatat inflasi harga bergejolak sebesar 2,58 persen, diikuti inflasi inti sebesar 0,31 persen dan harga diatur pemerintah yang menyumbang deflasi sebesar 0,15 persen.

Selain itu, tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,62 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,25 persen.

Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 79 kota mengalami inflasi dan hanya tiga kota yang menyumbang deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,42 persen dan inflasi terendah terjadi di Tangerang sebesar 0,04 persen.

Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,12 persen dan deflasi terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,14 persen.

 

 

Tinggalkan Balasan