Perut Kembung dan Sering Kentut di Pagi Hari? Ini Penyebabnya

Jakarta, KabarBerita.id — Setelah bangun tidur di pagi hari, seringkali perut terasa kembung dan ingin membuang banyak gas atau kentut. Kira-kira apa ya penyebabnya?

Perut kembung merupakan hal yang wajar terjadi. Tapi kentut yang berlebihan di pagi hari merupakan indikasi bahwa ada masalah di dalam usus.

Rajiv Sharma, seorang ahli gastroenterologi integratif, menjelaskan lima penyebab perut kembung dan sering kentut di pagi hari.

1. Mengkonsumsi makanan pemicu gas di malam hari

Makanan pemicu gas diantaranya kacang-kacangan, kembang kol, dan kubis yang mengandung banyak serat. Makanan itu kemudian difermentasi oleh mikroba usus untuk membuat CO2, metana, dan gas lain, sehingga pencernaan terasa tidak nyaman. Selain itu, terlalu banyak makan makanan pedas memicu motilitas usus. Hal itu menyebabkan perut ingin lebih banyak mengeluarkan gas.

2. Mengalami aerophagia

Aerophagia adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang secara tidak sadar menelan terlalu banyak udara sehingga masuk ke dalam sistem pencernaan dan menyebabkan gejala seperti kembung, kentut dan bersendawa. Terlalu sering kentut bisa menjadi efek samping dari aerophagia.

Aerophagia dapat dihindari dengan tidak berbicara saat makan dan minum.

3. Kurang minum air

Perut kembung dan sembelit dapat terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup air. Sharma mengatakan, fermentasi makanan mengakibatkan hidrogen, metana, dan karbondioksida menumpuk di usus. Jika pencernaan kekurangan H2O, kotoran di dalam usus akan menjadi kering, sehingga tertahan di usus dan membuat sembelit.

4. Sedang menstruasi

Perubahan hormonal yang terjadi selama masa menstruasi dapat mempengaruhi kinerja usus. Adanya hormon yang memperlambat motilitas usus akan menyebabkan kotoran dan sekresi terganggu.

5. Infeksi usus

Penyebab yang terakhir menurut Sharma, infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri atau parasit mengakibatkan sering kentut. Bakteri yang menginfeksi perut salah satunya adalah bakteri H. pylori. Bakteri ini ditularkan melalui kontak langsung dengan air liur, muntahan atau kotoran, atau bisa juga melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Tinggalkan Balasan