Berita  

Jokowi Harus Belajar Minta Maaf Secara Ksatria Dari Prabowo

Jakarta, KabarBerita.id — Calon Presiden petahana Joko Widodo beberapa hari terakhir menjadi biang kegaduhan di publik karena menyampaikan data yang salah dalam debat kedua Pilpres. Selain itu Jokowi juga menyerang pribadi rivalnya Prabowo Subianto.

Namun hingga kini, yang bersangkutan enggan mengakui itu dan tidak kunjung minta maaf secara terbuka ke publik.

“Bila Jokowi mengalami kesulitan untuk meminta maaf secara tulus dan ksatria, maka belajarlah kepada Prabowo,” kata Anggota BPN Prabowo-Sandi, TB Ardi Januar, Kamis (21/2).

Beberapa waktu lalu, Prabowo pernah menjadi korban kebohongan Ratna Sarumpaet. Dengan gagah berani, Prabowo meminta maaf secara terbuka kepada publik.

“Padahal perlu dicatat pakai stabilo tebal, bahwa Prabowo bukanlah pelaku kebohongan, melainkan korban kebohongan Ratna seperti masyarakat pada umumnya. Sebagai pemimpin, Prabowo menunjukkan jiwa ksatria.
Jiwa ksatria yang dimiliki Prabowo belum terlihat dari seorang Jokowi,” bebernya.

Hingga kini, Jokowi tidak berani meminta maaf dan mengakui kesalahan apa yang dia ucapkan. Ardi khawatir, bila budaya semacam ini terus diterapkan, kebohongan akan menjadi kebiasaan.

Karena itu, sebaiknya Jokowi segera menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik, karena telah mengutip banyak data bodong yang berujung pada kegaduhan. Dengan demikian, kita berharap perdebatan di tengah masyarakat dapat dihentikan. Tentunya dengan catatan ke depan jangan ada lagi kebohongan yang disampaikan.

“Bung Hatta pernah berpesan, “kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman, namun tidak jujur itu sulit diperbaiki”. Sebelum wara-wiri berkata ingin membangun negeri, sebaiknya Jokowi belajar dulu untuk memperbaiki diri,” pungkas Ardi.

Tinggalkan Balasan