Dalam pidato yang ia beri judul ‘Hanya Satu Kata, Lawan!’ tersebut ia mengawali dengan tiga pantun berikut:
Di tepi pantai daun melembai
Dari kejauhan indah dipandang
Kunker dan reses sudah selesai
Mari fokus selesaikan undang-undang
Di minggu pagi bom mengguncang
Warga kucar kacir tunggang langgang
Kita prihatin bukan kepalang
Kutuk teror salahkan undang-undang
Umat muslim masuki Ramadhan
Intensifkan ibadah sampai lebaran
Rakyat berharap dan berpesan
Sembako dan BBM jangan dinaikkan
Di akhir pidatonya, Bamsoet kembali membacakan pantun dua bait yang kali ini justru ditujukan kepada para wartawan dan aparat keamanan sekaligus menyentil para teroris dan kebijakan naik tarif listrik serta dolar AS.
Berikut bunyi pantunnya :
Bom meletus wartawan meliput
Laporan diberitakan berturut-turut
Hadapi teror tidak boleh takut
Pihak berwajib teruslah usut
Burung perkutut buah kenari
Teroris mati mencari bidadari
Kita tak takut perang menghadapi
Tarif listrik dan dolar naik itulah yang kita takuti