Hamas Sebut Tak Ada Masalah Proposal Balasan Gencatan Senjata Israel

Jakarta, KabarBerita.id — Pejabat senior Hamas mengatakan bahwa kelompok perlawanan tidak memiliki masalah besar dengan proposal balasan dari Israel soal potensi gencatan senjata di Gaza, Palestina.

“Tampaknya positif kecuali ada hambatan baru dari Israel,” kata pejabat Hamas itu yang enggan disebutkan namanya, dilansir dari AFP, Minggu (28/4).

“Tidak ada masalah besar dalam pengalaman dan pertanyaan yang diajukan Hamas mengenai isi proposal tersebut,” lanjutnya.

Hamas nantinya akan mengirim seorang delegasi yang merupakan salah satu pemimpin senior kelompoknya, Khalil Al-Hayya, untuk menyampaikan respons mereka terhadap proposal terbaru gencata senjata di Gaza.

Pejabat senior Hamas mengatakan Al-Hayya rencananya akan melakukan pertemuan dengan mediator Mesir dan Qatar di Kairo pada hari ini, Senin (29/4).

Sebelumnya, Israel mengirim usulan proposal balasan kepada Hamas soal potensi gencatan senjata di Gaza.

Hamas kemudian mempelajari proposal balasan itu sehari setelah delegasi dari mediator Mesir tiba di Israel untuk kembali memulai perundingan yang sempat terhenti.

Tanda-tanda perundingan gencatan senjata baru ini terjadi bersamaan dengan persiapan Israel untuk melancarkan serangan ke kota Rafah.

Setelah mempelajari proposal itu, Hamas disebut akan menyampaikan tanggapannya. Namun, tak dijelaskan secara rinci isi proposal balasan yang dimaksud.

Hamas sendiri sebelumnya bersikeras melakukan gencatan senjata permanen. Namun, keinginannya itu terus-menerus ditolak oleh Israel.

Para mediator Mesir, Qatar, dna Amerika Serikat (AS) telah gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata baru di Gaza sejak pertempuran disetop selama satu pekan pada November 2023.

Beberapa media lokal mengatakan, kabinet perang Israel telah membahas rencana baru untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera jelang kunjungan delegasi Mesir.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel tak henti-hentinya menggempur Gaza, Palestina.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak kurang lebih 34 ribu warga Gaza meninggal dunia. Sebagian besar di antaranya merupakan kelompok perempuan dan anak.

Tinggalkan Balasan