Berita  

Timses Prabowo-Sandi: Kepemimpinan Nasional Indonesia Lemah

SEMARANG, Kabarberita.id – Anggota Tim Sukses Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Shalahuddin Uno Sudirman Said menilai Indonesia saat ini sedang mengalami permasalahan lemahnya kepemimpinan nasional, sehingga perlu penyegaran kepemimpinan nasional di tahun 2019.

“Masalah yang cukup berat saat ini adalah lemahnya kepemimpinan nasional, apa buktinya? Dibuktikan dengan terlalu bongkar pasang yang terlalu sering untuk tim ekonomi di kabinet, kemudian adanya konlfik terbuka yang menunjukkan lemahnya kepemimpinan nasional saat ini,”kata pria yang merupakan Direktur Materi Debat Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sabtu (29/9/2018) di Kota Semarang usai Deklarasi Barisan Nusantara.

Disisi lain, kata Sudirman, saat ini persoalan ekonomi menjadi salah satu hal yang paling memprihatinkan, sehingga perlu penyegaran kepemimpinan nasional melalui pergantian di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 17 April 2019 mendatang.

“Dar 15 indikator ekonomi utama kita sesuai RPJMD, itu hanya tercapai 2, yang lainnya tidak tercapai, atas dasar tersebut mari kita segarkan kepemimpinan, lebih damai, lebih beradab, maslahat untuk masyarakat,”kata pria yang merupakan Menteri ESDM RI periode 2014-2016 ini.

Secara khusus, Sudirman menargetkan kemenangan 60 persen untuk Prabowo-Sandi di Jawa Tengah. Dia meyakini angka tersebut atas dasar pengalaman Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jateng beberapa waktu lalu, dimana dirinya berhasil meraup suara 41 persen.

“Kemarin sudah 41 persen, kalau kita kerja sedikit lagi insyaallah akan tercapai, apalagi Pilgub kemarin ada gangguan di lapangan, DPT bermasalah, sosialisasi yang telat, sementara koalisi tiga Partai sangat solid, yakni PKS, PAN dan Gerindra,”ujarnya.

Ditambah, kata dia, kekuatan sosok Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat yang menambah kekuatan tersendiri. “Ditambah Demokrat, pak SBY adalah seorang ahli strategi,”tukasnya.

Secara khusus, dia juga menghargai pilihan politik mantan pasangannya di Pilgub Jateng Ida Fauziyah yang berada di barisan Jokowi-Maruf Amin. “Kita hormati pilihan dari Mbak Ida, tapi yang namanya masyarakat bawah itu cair, ekornya belum tentu sama dengan kepalanya,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan