Viral  

Serang Boko Haram, Presiden Niger Minta Dukungan Jokowi

Jakarta – Presiden Republik Niger, Mahamadou Issoufou, menemui Presiden Joko Widodo. Sejumlah isu dibahas, salah satunya Niger meminta dukungan publik internasional termasuk Indonesia untuk menggempur Boko Haram.

Hal ini disampaikan Issofou dalam jumpa pers bersama Jokowi di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (16/10/2017).

Issoufou ingat sejarah, Indonesia merupakan motor KTT Asia-Afrika era dahulu. Kemerdekaan negara-negara Afrika dari penjajahan juga diperjuangkan Indonesia bahkan sejak dahulu. Juga, Issoufou terkesan dengan Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim sekaligus negara terbesar demokrasi ketiga.

“Kami masing-masing dapat memperjuangkan negara Islam yang terbuka dan penuh toleransi, yaitu agama yang adil bagi semuanya,” kata Issofou.

Dia menyebut kawasan tertentu di Libya, negara Mali, dan Chad terdapat ancaman terorisme. Di mali ada ancaman ISIS dan Al Qaeda, di Chad ada ancaman Boko Haram.

“Kami melakukan perlawanan terhadap teroris, seperti contohnya di Chad, kami telah mengadakan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menyerang atau melakukan serangan kepada Biko Haram, dengan menunjukkan hasil yang baik,” tutur Issoufou.

Negaranya dan koalisi negara sekitarnya juga berencana menyerang Boko Haram di Mali. Pasukan penyerang mereka segera beroperasi.

“Dan kami butuhkan dukungan internasional,” kata Issoufou.

“Dan saya sudah menyampaikan dukungan saya untuk pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” ungkitnya.

Dia mendukung Indonesia di ranah PBB itu karena Indonesia dipandangnya punya komitmen antiterorisme. Juga, solidaritas sesama Muslim harus dijaga.

Boko Haram adalah kelompok teror yang beroperasi di Afrika, berbasis di timur laut Nigeria, Chad, Niger, dan utara Kamerun. Boko Haram beraliansi dengan ISIS. Global Terorism Index pada 2015 membuat ranking kelompok teror yang paling mematikan di dunia, hasilnya Boko Haram menempati urutan pertama, disusul ISIS di urutan kedua, dan Taliban di urutan ketiga.
(dnu/aan)

Tinggalkan Balasan