Mengenal Cacar Alaska, Virus yang Pertama Kali Sebabkan Kematian

Jakarta, KabarBerita.id — Pejabat kesehatan di Alaska telah mengonfirmasi kematian pertama yang terkait dengan virus baru yang disebut Alaskapox. Sejak penemuan virus pada tahun 2015, tujuh kasus infeksi cacar Alaska telah dilaporkan, dengan kasus terbaru menimpa seorang pria lanjut usia yang meninggal bulan lalu.

 

Menurut Departemen Kesehatan negara bagian, ini adalah kasus pertama infeksi cacar Alaska yang parah yang menyebabkan rawat inap dan kematian. Pria tersebut memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena sedang menjalani pengobatan kanker, yang mungkin memperparah penyakitnya.

 

Meskipun cacar Alaska seringkali bersifat ringan dan jarang terjadi pada manusia, virus ini biasanya ditemukan pada populasi mamalia kecil di Alaska. Joe McLaughlin, seorang ahli epidemiologi negara bagian, menyatakan bahwa enam dari tujuh kasus sebelumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis tambahan.

 

McLaughlin menjelaskan bahwa Alaskapox adalah virus “dunia lama” yang biasanya ditemukan di Afrika, Asia, dan Eropa, tetapi baru-baru ini ditemukan di Alaska. Meskipun belum jelas berapa lama virus ini telah beredar di negara bagian tersebut, para ahli percaya bahwa infeksi terjadi melalui kontak dengan hewan.

 

Kasus pertama Alaskapox ditemukan pada Juli 2015, dan sejak itu lima kasus tambahan telah dilaporkan di wilayah Fairbanks. Kasus terbaru, yang mengakibatkan kematian pertama yang diketahui, juga merupakan kasus pertama di luar Fairbanks. Penularan virus ini kemungkinan melalui kontak dengan hewan peliharaan, meskipun tidak ada bukti bahwa manusia dapat menularkan virus ini kepada orang lain.

 

Gejalanya termasuk lesi kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, dan demam. Meskipun semua pasien sembuh dengan sendirinya setelah beberapa minggu, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat mengalami gejala yang lebih parah.

Tinggalkan Balasan