WHO Sebut Pemanis Buatan Aspartam dapat Picu Kanker

Jakarta, KabarBerita.id — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini mengklasifikasikan aspartam sebagai pemanis buatan yang berpotensi karsinogenik alias memicu kanker. Aspartam sendiri kerap ditemukan dalam banyak minuman ringan kemasan.

Namun demikian, WHO tak meminta produsen minuman ringan untuk menarik produknya atau melarang konsumsi minuman ringan di tengah masyarakat.

“Kami hanya menyarankan untuk membatasinya,” ujar Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO Francesco Branca, melansir AFP.

Studi tentang sifat karsinogenik aspartam sendiri dilakukan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) di Prancis pada 6-13 Juni lalu.

“Kelompok kerja [IARC] mengklasifikasikan aspartam sebagai senyawa karsinogenik bagi manusia,” ujar WHO.

Senyawa karsinogenik dalam aspartam ditempatkan dalam kategori Grup 2B. Senyawa ini secara khusus dikaitkan dengan kanker hati.

Bukti soal risiko kanker hati dari konsumsi aspartam itu didapat dari tiga penelitian yang pernah ada sebelumnya. Ketiga penelitian dilakukan di Amerika Serikat dan 10 negara Eropa.

Hasil studi IARC itu kemudian dievaluasi pada 27 Juni – 6 Juli lalu di Jenewa, Swiss. Evaluasi dilakukan oleh Komite Pakar Bersama untuk Aditif Pangan yang dibentuk WHO bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Hasil evaluasi memang menemukan bahwa aspartam berpotensi karsinogenik. Namun, tak diperlukan adanya perubahan batas asupan harian aspartam.

Sejak tahun 1981, batas asupan aspartam harian adalah sebesar 0-40 miligram per kilogram berat badan. Sekaleng minuman ringan bebas atau rendah gula biasanya mengandung 200-300 miligram pemanis buatan aspartam.

“Sesekali minuman soda diet seharusnya tak perlu khawatir. Aspartam akan jadi masalah pada orang dengan tingkat konsumsi [minuman ringan] yang tinggi,” ujar Branca.

Aspartam adalah pemanis buatan yang banyak digunakan di berbagai produk makanan dan minuman sejak tahun 1980-an. Aspartam umum ditemukan dalam minuman soda diet, minuman kemasan, permen karet, es krim, produk susu seperti yogurt, sereal, pasta gigi, dan obat batuk.

Tinggalkan Balasan