Berita  

Presiden BWF Poul Erik, Musuh Besar Indonesia Saat Menjadi Atlet

Jakarta, KabarBerita.id — Presiden BWF, Poul Erik Hoyer Larsen meminta maaf pada Presiden Jokowi dan rakyat Indonesia atas insiden tim badminton Indonesia dipaksa mundur dari All England. Berikut profil Poul Erik Hoyer Larsen.
Poul Erik merupakan satu dari segelintir sosok mantan pemain yang menjadi Presiden BWF. Saat masih aktif jadi pemain, Poul Erik merupakan salah satu musuh besar deretan pebulutangkis Indonesia.

Di era 90-an, Indonesia adalah negara yang dominan di nomor tunggal putra. Indonesia punya sederet pemain tunggal putra berkualitas mulai dari Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hermawan Susanto, Joko Suprianto, Hariyanto Arbi, hingga Hendrawan.

Dengan deret nama-nama terkenal tersebut, Indonesia mampu merebut banyak gelar bergengsi di nomor tunggal putra. Hanya sedikit pemain asing yang mampu menandingi level pemain-pemain hebat Indonesia tersebut. Salah satu pemain yang mampu menandinginya adalah Poul Erik Hoyer Larsen.

Poul Erik adalah generasi berikutnya tunggal putra Denmark usai mereka mengandalkan Morten Frost di era 80-an. Meski sudah mulai mencuri perhatian di pertengahan era 80-an, Poul Erik baru benar-benar jadi pemain papan atas di era 90-an.

Pada Olimpiade 1992, Poul Erik yang jadi unggulan 5/8 harus mengubur mimpinya di babak perempat final. Poul Erik kalah dari Ardy B. Wiranata. Indonesia sendiri mengakhiri Olimpiade 1992 dengan sukses besar di nomor tunggal putra lewat raihan emas (Alan), perak (Ardy), dan perunggu (Hermawan).

Mimpi Poul Erik untuk jadi juara dunia 1995 juga digagalkan oleh Hariyanto Arbi di babak semifinal. Hariyanto Arbi lalu menyudahi turnamen tersebut dengan status juara dunia usai mengalahkan Park Sung-woo di babak final.

Di ajang Piala Thomas, Poul Erik tidak pernah berhasil membawa Denmark jadi juara. Lapisan pemain Indonesia yang jauh lebih dalam membuat Denmark selalu kesulitan tiap berjumpa Indonesia.

Di final Piala Thomas 1996, Indonesia menang telak atas Denmark dengan skor 5-0. Sedangkan di semifinal Piala Thomas 2000, Indonesia mampu menyingkirkan Denmark dengan kemenangan dramatis 3-2.

Namun perjalanan Poul Erik tidak selalu berisi kegagalan di tangan Indonesia. Pada Olimpiade 1996, Poul Erik mampu mengakhiri kompetisi tersebut dengan medali emas di tangan.

Di Olimpiade 1996, sejatinya pebulutangkis Indonesia di atas kertas kembali diunggulkan untuk meraih emas. Joko Suprianto jadi unggulan pertama, Hariyanto Arbi berstatus juara dunia 1995, dan Alan Budikusuma adalah juara bertahan.

Namun Joko dan Alan sudah kalah di babak perempat final. Alan kalah di tangan Poul Erik. Di babak semifinal, Hariyanto Arbi yang punya rekor bagus lawan Poul Erik juga tumbang.

Poul Erik melangkah ke final dan memenangkan duel lawan Dong Jiong.

Setelah pensiun jadi pemain, Poul Erik terpilih jadi Presiden BWF pada 2013. Saat itu, Poul Erik unggul atas Justian Suhandinata dari Indonesia.

Poul Erik dan BWF sedang dalam sorotan setelah Indonesia dipaksa mundur dari All England. Skuad Indonesia dianggap masuk ‘close contact’ tracing NHS setelah satu penumpang pesawat yang sama dengan mereka positif covid-19.

BWF tidak bisa banyak berbuat bahkan permintaan Indonesia untuk menggelar tes ulang pada skuad Indonesia tidak dipenuhi. Indonesia pun dipaksa mundur dari All England karena perintah kewajiban isolasi 10 hari. Saat tiba di Birmingham sendiri, skuad Indonesia sudah dites covid-19 dengan hasil negatif.

Lewat protes keras dan lobi yang dilakukan, Tim badminton Indonesia diperbolehkan pulang pada Minggu (21/3) dan tidak menjalani kewajiban isolasi 10 hari. Saat tes covid-19 sebelum pulang, seluruh skuad Indonesia dinyatakan negatif.

Tinggalkan Balasan