Berita  

Internal Saudi Mulai Goyah Kepercayaan ke Putra Mahkota

Jakarta, KabarBerita.id — Beberapa anggota kerajaan dan elite bisnis Arab Saudi dilaporkan mengeluhkan kebijakan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Hal itu muncul sejak fasilitas minyak Saudi Aramco diserang pada 14 September lalu.

Serangan terhadap Aramco telah memicu kekhawatiran sejumlah kalangan terkemuka dari keluarga al-Saud. Mereka mempertanyakan kemampuan Pangeran MBS dalam mempertahankan dan memimpin negara eksportir minyak terbesar di dunia tersebut.

Serangan terhadap Aramco juga memicu ketidakpuasan di antara beberapa kalangan elite bisnis Saudi yang memiliki koneksi ke kerajaan. Mereka berpendapat Pangeran MBS telah mengejar sikap terlalu agresif terhadap Iran.

“Ada banyak kebencian (tentang kepemimpinan Pangeran MBS). Bagaimana mereka tidak dapat mendeteksi serangan itu (Aramco)?” ujar seorang elite bisnis Saudi yang enggan dipublikasikan identitasnya, dikutip laman Aljazirah.

Menurut dia, ada beberapa orang di kalangan elite bisnis Saudi yang tak percaya pada Pangeran MBS. Menurut Aljazirah, hal itu dikonfirmasi empat sumber lainnya dan seorang diplomat senior asing.

Menurut seorang pengusaha terkemuka Saudi, beberapa bangsawan telah memandang Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al-Saud (77 tahun), satu-satunya saudara Raja Salman yang masih hidup, sebagai alternatif yang mungkin memperoleh dukungan untuk memimpin dari anggota keluarga al-Saud, aparat keamanan, dan beberapa kekuatan Barat.

“Mereka semua memandang Ahmed untuk melihat apa yang dia lakukan. Keluarga itu terus berpikir dia merupakan satu-satunya yang bisa menyelamatkan mereka,” kata pengusaha tersebut.

Pangeran Ahmed merupakan satu dari tiga anggota keluarga al-Saud yang duduk di Dewan Syuro. Menurut dua sumber di lingkaran kerajaan, para anggota Dewan Syuro menentang penobatan Pangeran MBS menjadi putra mahkota pada 2017.

Tinggalkan Balasan