Ankara, KabarBerita.id — Langkah-langkah Turki dalam menanggapi referendum kemerdekaan yang direncanakan di kawasan Kurdi Irak akan memiliki dimensi ekonomi, politik, diplomatik dan keamanan, kata Perdana Menteri Binali Yildirim pada Sabtu.
Ia berbicara kepada wartawan sebelum sidang parlemen Turki pada Sabtu (23/9) siang untuk memberikan suara mengenai perluasan mandat yang memberi wewenang pengerahan tentara Turki ke Irak dan Suriah.
Ketika ditanya apakah operasi lintas batas termasuk di antara yang Turki akan lakukan, Yildirim mengatakan,”Secara alamiah, ini soal waktu kapan pilihan ekonomi, keamanan dan politik dilaksanakan. Kondisi yang berkembang akan menentukan itu.” Turki, yang memiliki tentara terbesar kedua di jajaran NATO, mengatakan pada Jumat, pemungutan suara itu akan mengancam keamanan dan memaksa Ankara menjatuhkan sanksi atas satu tetangga dan mitra dagang, walaupun Ankara tidak menyebutkan secara spesifik langkah-langkah apa yang mungkan akan diambil.
Turki yang merupakan rumah bagi populasi Kurdi terbesar di kawasan dan memerangi pemberontakan Kurdi telah memperingatkan bahwa perpecahan yang menimpa negara tetangganya Irak dan Suriah dapat menjurus ke arah konflik global.
Senin lalu, tentara Turki melakukan latihan militer dekat perbatasan Habur yang melintas ke Irak. Sumber-sumber militer mengatakan bahwa latihan itu dijadwalkan akan berlangsung hingga 26 September, sehari setelah referendum yang direncanakan.
Turki telah menjadi lintasan utama Irak ke dunia luar dan telah membangun hubungan dagang dengan kawasan semi otonomi itu, yang mengekspor ratusan ribu barel minyak per hari melalui Turki ke pasar internasional.