Telepon Tentara Rusia Disadap Ukraina, Sebut Putin Bodoh

Jakarta, KabarBerita.id — Diam-diam negara Ukraina menyadap telepon tentara Rusia selama invasi. Dalam pembicaraan itu tentara Rusia menumpahkan rasa frustrasi mereka.

Keluhan-keluhan itu terekam dalam ribuan audio telepon yang disadap intelijen Ukraina di awal invasi. Ukraina kemudian membocorkan audio tersebut kepada The New York Times.

Dalam salah satu audio, terdengar tentara Rusia mengeluhkan kemustahilan perintah Putin untuk merebut Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Di rekaman lain, terdengar seorang tentara Rusia bernama Aleksey mengeluh kepada temannya bahwa ia tak tahu sama sekali bakal dikirim berperang ke Ukraina.

“Saya tak tahu ini akan terjadi. Mereka bilang kami hanya akan latihan. Orang-orang bangsat ini tak memberi tahu apa pun,” katanya.

Rekaman-rekaman lainnya juga menunjukkan betapa frustrasi para tentara di tengah kekurangan alutsista, sementara gempuran Ukraina kian kuat.

“Apa lagi yang bisa dikatakan? Kapan dia akan menyelesaikan ini semua, Putin? Persetan,” kata tentara bernama Ilya kepada rekannya.

Belum selesai berkeluh kesah, Ilya kemudian berkata, “Dia bilang semua akan sesuai dengan rencana. Dia benar-benar salah.”

Pembicaraan seorang tentara bernama Sergey benar-benar mengungkap situasi Rusia ketika sudah terdesak.

“Posisi kami benar-benar buruk. Kami sudah tinggal bertahan. Perlawanan kami stagnan,” curhat Sergey kepada ibunya.

Kepada seorang teman Sergey bercerita, “Banyak tentara cadangan berjalan di depan kami. Mereka tertembak.”

Lebih jauh pembicaraan ini juga mengungkap betapa kesalahan koordinasi tentara Rusia menjadi blunder terbesar dalam invasi ini.

“Pasukan kami sendiri menembaki kami. Mereka mengira kami musuh. Kami pikir kami bakal mati,” kata tentara bernama Nikita kepada kekasihnya.

Ketika semakin terdesak, persenjataan Rusia pun tak memadai untuk melawan Ukraina yang didukung alutsista dari NATO.

“Beberapa teman mengambil senjata dari jasad tentara Ukraina. Senjata NATO mereka lebih baik dari punya kami,” tutur Sergey kepada pacarnya.

The New York Times hanya merilis rekaman telepon di awal masa invasi. Namun, keluhan-keluhan ini dianggap dapat mencerminkan kekacauan strategi perang Rusia yang membuat mereka kian terdesak.

Tinggalkan Balasan