Teguran PBNU atas Hasil Musra NU Mojokerto, Cak Imin Buka Suara

Surabaya, KabarBerita.id — Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar merespons teguran PBNU terhadap pengurus di daerah yang terlibat Musyawarah Warga (Musra) NU Mojokerto yang mendeklarasikan dukungan untuknya di Pilpres 2024.

Bagi pria yang dikenal dengan sapaan Cak Imin itu, hasil musra Nahdliyin tersebut adalah kekuatan penting bagi dirinya. Dia pun tak ambil pusing dengan pernyataan dari PBNU atas musra tersebut.

“[Hasil musra Nahdliyin] Ini jadi kekuatan yang sangat penting,” kata Cak Imin ditemui di Kantor DPW PKB Jawa Timur di Surabaya, Minggu (11/6) malam.

Cak Imin pun tak mau ambil pusing, menanggapi sikap PBNU yang melarang warganya membawa-bawa nama NU dalam urusan dukungan politik atau Pilpres 2024.

“Ya enggak apa-apa [PBNU melarang] itu hak mereka,” ucapnya.

Bagi Cak Imin, PKB adalah representasi dari kerja politik NU. Sementara PBNU, kata dia, bertugas mengurusi persoalan kultural Nahdliyin.

“Yang penting PKB kerja politik NU. PBNU harus bekerja secara tugas-tugas kulturalnya,” kata Cak Imin.

Cak Imin pun mengklaim musra Nahdilyin itu menguatkan beberapa hasil survei yang menyebut elektabilitas dirinya sangat tinggi di kalangan pemilih NU.

“Alhamdullillah, Jatim survei kami dukungan untuk saya dari warga NU Jatim, pada umumnya sangat tinggi,” katanya.

Sebelumnya ratusan warga NU membentuk Musyawarah Warga (Musra) NU Mojokerto yang sepakat dukung Cak Imin jadi capres di 2024. Musra itu digelar pada Minggu (4/6) di kampus STITNU Al Hikmah Trowulan Mojokerto.

Hadir dalam acara para kiai khos, para tokoh-tokoh struktural dan kultural, termasuk akademisi, aktivis, tokoh perempuan dan kaum milenial dari 18 kecamatan se-kabupaten Mojokerto.

Ketua Panitia Ulil Abshor Cholish mengatakan kegiatan ini berjalan lancar. Dia menyebut para peserta musyawarah sepakat mendukung Cak Imin maju capres 2024.

“Alhamdulillah, kegiatan hari ini berjalan dengan sukses. Hampir 300 peserta musyawarah hadir dan kita sepakat mendukung Gus Muhaimin untuk running pada Pilpres 2024,” ujar Cholish dalam keterangan tertulisnya.

Sebelumnya petinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi menyindir pengurus di daerah yang mendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) jadi calon presiden di 2024.

Hal ini disampaikan merespons ratusan warga NU membentuk Musyawarah Warga (Musra) NU Mojokerto dan mendeklarasikan dukungan kepada Cak Imin.

“Ya silakan saja jika mereka menyalurkan aspirasi dukungan asal tidak membawa atribut organisasi NU,” kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur, Senin (5/6).

Gus Fahrur mengatakan Musra NU di Mojokerto itu bukan sikap resmi NU. Menurutnya, forum itu sekadar aspirasi individu. Bukan atas nama NU.

Gus Fahrur mengimbau warga NU untuk menunggu isyarat atau komando Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar atau para kiai sepuh NU terkait Pilpres 2024. Tujuannya supaya warga NU yang memberikan dukungan bisa mendapatkan maslahat.

Beberapa hari kemudian, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan Nahdlatul Ulama bukan partai politik.

Pernyataan itu ia sampaikan saat ditanya apakah PBNU akan mengarahkan dukungan ke calon presiden pada Pilpres 2024. Ia menyebut tak akan ada pernyataan dukungan dari PBNU terhadap kandidat mana pun.

“Dukungannya dukungan apa? Wong NU ini bukan parpol. Saya tuh bolak-balik sampai teriak-teriak soal ini, NU bukan parpol, NU tidak dalam posisi untuk memberikan dukungan politik,” kata Yahya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/6).

Yahya mengaku tak masalah jika ada tokoh NU yang maju dalam Pilpres 2024, namun lembaganya tak akan menyatakan sikap dukungan. Menurut Yahya, satu-satunya hal yang bisa dilakukan PBNU pada Pilpres 2024 adalah menjaga keharmonisan di masyarakat. 

Tinggalkan Balasan