PDIP Sebut Gibran Beri Pertanyaan Jebakan Saat Bahas SGIE

Jakarta, KabarBerita.id — Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto ikut menilai performa calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres Pemilu 2024 yang berlangsung Jumat (22/12) di JCC, Senayan, Jakarta.

Menurut Hasto, Gibran terpukul balik gara-gara memberikan pertanyaan jebakan kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tentang SGIE dalam acara debat cawapres tadi malam.

 

“Publik merespons negatif atas jebakan pertanyaan Mas Gibran ke Cak Imin. Penyebutan SGIE tanpa menyebutkan kepanjangannya merupakan pertanyaan jebakan, multitafsir, dan akhirnya malah memukul balik Mas Gibran dengan sentimen negatif 28.7% jauh lebih tinggi dari Prof. Mahfud sebesar 18.2%,” kata Hasto dalam keterangan yang diterima CNN Indonesia, Sabtu (23/12).

 

Ketika debat cawapres, Gibran menanyakan apa langkah Cak Imin (panggilan Muhaimin) mengenai SGIE, tanpa menyertakan apa singkatan dari SGIE. Menjawab pertanyaan Gibran, Cak Imin mengaku tidak pernah mendengar istilah SGIE.

 

“Saya gak paham SGIE apa? Saya tidak pernah mendengar istilah ini,” ucap Cak Imin kepada Gibran.

 

Gibran lalu menjelaskan dari segi SGIE bahwa Indonesia menempati peringkat 10 besar dalam hal makanan halal, skincare, dan fashion halal. SGIE sendiri singkatan berbahasa Inggris yakni State of the Global Islamic Economy.

 

Istilah SGIE pun sempat menjadi trending topic di platform media sosial X (dulu bernama Twitter), pada Jumat (22/12) malam WIB.

 

Hasto juga mengkritik Gibran ketika debat, karena dianggap lebih banyak berbicara tentang makro dan melupakan kemanfaatan bagi rakyat kecil. Hasto juga membandingkan Gibran dengan cawapres nomor urut 3 yang diusung PDIP, Mahfud MD.

 

Dia berpendapat, Mahfud selalu bicara tentang manfaat kebijakan bagi peningkatan kesejahteraan wong cilik. Hasto menilai Mahfud lebih mengedepankan kemanfaatan bagi rakyat agar ekonomi Indonesia makin berdaulat.

 

“Kalau Mas Gibran lebih banyak berbicara makro, maka Prof Mahfud satu-satunya yang berbicara tentang infrastruktur sosial bagi wong cilik,” ujar Hasto.

Tinggalkan Balasan