AS Sebut Rusia ‘Kepepet’ Transaksi Senjata dengan Korut

Jakarta, KabarBerita.id — Juru Bicara Pentagon AS, Brigjen Pat Ryder, menyebut Rusia sedang menghadapi situasi mengerikan di tengah perang melawan Ukraina. Menurut Ryder, hal itu ditunjukkan Rusia lewat transaksi senjata yang dilakukan dengan Korea Utara (Korut).

Muncul laporan bahwa Korea Utara mengirimkan senjata kepada Rusia. Ryder yakin, alasan Rusia mempertahankan hubungan dengan negara yang dipimpin Kim Jong-un itu tak lain karena kemungkinan kedua negara bertransaksi senjata.

Laporan Financial Times mengungkap adanya pasukan Ukraina yang menggunakan roket buatan Korea Utara, yang disita dari sebuah kapal yang menunjukkan Pyongyang dan Moskow mungkin bertransaksi senjata.

“Tentu saja, sebelum ini kami sudah mencermati Rusia berusaha mendapatkan amunisi dari negara-negara seperti Korea Utara,” tutur Ryder, seperti dilansir Yonhap.

“Saya belum bisa memberikan informasi baru apa pun di luar apa yang telah kami katakan sebelumnya tentang topik ini. Tapi sekali lagi, hal ini menyingkap kesulitan yang dihadapi Rusia terkait upayanya dalam memasok dan memperbarui kapabilitas amunisinya,” tambahnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) menuding Korea Utara telah memasok amunisi untuk tentara bayaran Rusia yakni Wagner Group, yang kemudian bakal digunakan selama perang di Ukraina.

Padahal, resolusi Dewan Keamanan PBB sudah melarang negara mana pun untuk berdagang senjata dengan Korea Utara. Tapi, Rusia sepertinya tidak memedulikan hal tersebut.

Saat ditanya mengenai prajurit Travis King, anggota dinas aktif AS yang ditempatkan di Korea Selatan yang bulan lalu melintasi perbatasan dua Korea untuk masuk ke Korea Utara, Ryder mengaku belum bisa memberikan informasi terbaru.

Tapi, dia dapat memastikan Korea Utara telah merespons Komando PBB (UNC), dengan merujuk “pengakuan” Korea Utara bahwa mereka menerima penyelidikan UNC terhadap Travis King.

“Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah, seperti yang Anda dengar dari yang kami katakan sebelumnya, Komando PBB telah berkomunikasi atau menyediakan jalur komunikasi melalui saluran komunikasi yang aman,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan