Berita  

Waspada, Bencana Masih Mengintai di Awal Tahun 2018

SEMARANG, Kabarberita.id – Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah Karsono meminta seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk selalu mewaspadai potensi bencana alam yang diprediksi masih akan terus mengintai di awal tahun 2018.

Terbaru, Angin puting beliung menerjang ratusan rumah di Pemalang, Minggu (31/12/2017) lalu. Akibatnya sekitar 100-an rumah rusak dan belasan warga luka hingga mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat.  Angin puting beliung tersebut menerjang 4 desa di Kecamatan Pemalang yakni Desa Bojongnangka, Desa Tambakrejo, Kelurahan Kebondalem dan Kelurahan Bojongbata.

Karsono mengatakan bahwa Jateng termasuk wilayah yang rawan bencana terutama saat ini sedang menghadapi perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim menciptakan cuaca ektream yang berpotensi terjadi bencana besar.

“Banyak bencana yang timbul akibat cuaca ektream seperti, Banjir, Tanah longsor Hingga angin puting beliung, seperti yang terjadi di Pemalang, angin ini pusaran angin kencang dengan kecepatan angin cukup tinggi yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan,”katanya dalam keterangannya Selasa (2/1/2018) di Kota Semarang.

Dia mengatakan bahwa bencana angin puting beliung bisa terjadi kapan saja dan secara mendadak, sebagian besar angin badai ini tercipta melalui proses beberapa jam.

“Bencana angin badai ini bisa terpantau melalui satelit. Satelit mampu untuk mengetahui arah angin topan, namun perubahan cuaca yang signifikan membuat bencana angin badai sulit untuk di prediksi. sehingga bencana ini bisa terjadi kapan saja, banyak dampak dari bencana ini seperti kerusakan infrastruktur,”ungkapnya lagi.

Lebih lanjut, Karsono mengatakan bahwa ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk melakukan pengurangan risiko bencana (PRB) akibat dampak puting beliung ini.

Yang pertama, kata Karsono, masyarakat di Jateng, utamanya dengan wilayah rawan tersebut diusahakan memiliki struktur bangunan yang dapat memenuhi syarat teknis sehingga mampu untuk bertahan terhadap angin terutama angin besar.

“Di daerah rawan angin badai, perlu adanya standar bangunan untuk bisa memperhitungkan beban angin. Sehingga struktur bangun dapat bisa menahan angin, kemudian melakukan penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin,”ujarnya lagi.

Disisi lain, dia mengatakan perlunya perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.

“Selain itu, sebagai antisipasi dampak puting beliung itu, ada sejumlah tindakan yang bisa dilakukan warga. Yaitu hendaknya merapikan pohon besar, rimbun, dan tinggi serta rapuh untuk mengurangi beban pada pohon tersebut, kemudian mengecek dan memperkuat bagunan nonpermanen maupun semipermanen seperti atap rumah yang sudah rapuh. Juga mengecek dan memperkuat bagunan konstruksi seperti papan reklame, dan baliho,”kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Perbaikan Infrastuktur Pasca Bencana

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso juga menyoroti kebencanaan di Jateng ditinjau dari sisi perbaikan infrastuktur. Di meminta pemerintah provinsi untuk segera melakukan langkah lanjutan terkait perbaikan infrastuktur pasca bencana di Jateng.

“Khususnya, dampak badai Siklon Tropis Cempaka membuat Wonogiri menjadi salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor, banjir yang melanda merusak infrastruktur di daerah tersebut, kami memohon ada prioritas anggaran BPBD untuk pembangunan jembatan dan talut,”katanya.

Dia mengatakan bahwa akibat bencana tersebut adalah akses mobilisasi terputus, sehingga pengguna jalan harus melintas jalur jalan alternatif.

“Oleh karenanya pembangunan jembatan sangat penting sekali, mengingat kejadian bencana tersebut sesudah pembahasan APBD perlu kiranya diperbolehkan perubahan lokasi bantuan terutama kepada pemerintah desa guna rehabilitasi paska bencana,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan