Viral Rumah Mungil Mbah Sri, Ini Faktanya

MADIUN, KOMPAS.com – Dalam beberapa hari terakhir,  di dunia maya dihebohkan dengan kehidupan seorang nenek sebatangkara yang hidup di rumah 2 x 4 meter di RT 1/ RW 4 Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Bukan tanpa alasan rumah milik Sri Mulyatni (70) ini menjadi perbincangan warganet. Selain berukuran mungil, akses jalan menuju rumah Mbah Sri super sempit.

Lokasi rumahnya dalam postingan di facebook, nenek itu berada di antara gang sempit, diapit rumah tetangganya. Tragisnya lagi, disebutkan hanya ada satu gang sempit menyerupai lorong berukuran lebar sekitar 30 cm. Padahal kenyataannya ada dua akses jalan menuju rumah mungil Mbah Sri.

Pantauan Kompas.com, selain lorong sempit terdapat jalan utama dengan lebar satu meteran.

Meski tinggal di rumahnya yang mungil, Mbah Sri betah. Sudah 20 tahunan lebih dirinya hidup sebatangkara di rumah peninggalan orang tuanya itu.

Baca juga: Viral Bunga Matahari Bermekaran di Bantul, Peminat Selfie Berdatangan

Mbah Sri mengaku enggan pindah dari rumahnya meski ditawari tinggal di panti jompo. “Mboten, kulo teng mriki mawon. Matur suwun.(Saya tinggal di sini saja. Terima kasih),” kata Mbah Sri saat ditemui di kediamannya, Senin ( 16/10/2017).

Awalnya, rumah Mbah Sri tak sekecil saat ini. Saat tinggal bersama orang tua dan adiknya, rumahnya luas. Namun setelah bapaknya meninggal, ibunya menjual rumah.

Mbah Sri yang tak ikut pindah bersama ibu kandungnya, Sastro Diwiryo ke Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah diberi bagian bangunan kecil bekas dapur. Mbah Sri lalu menjadikannya sebagai tempat tinggal.

Rumah mungil itu dijadikannya sebagai tempat tidur, mandi dan memasak. Di dalam rumah terdapat satu tempat tidur, satu lemari pakaian, satu meja dan sebuah tembok setinggi meter yang menjadi pembatas dengan WC.

Sementara itu atap rumahnya terbuat dari kerangka bambu sudah tampak rapuh. Praktis saat hujan tiba, air masuk lewat celah-celah atap yang bocor. “Kalau hujan deras bocor di mana-mana,” kata Mbah Sri.

Untuk makan dan minum, Mbah Sri mengandalkan uluran tangan dari tetangganya. Namun terkadang, Mbah Sri memasak nasi sendiri kendati penglihatannya sudah kabur. “Kalau mau masak saya raba-raba cari alat masak. Soalnya penglihatannya saya sudah kabur,” kata Mbah Sri.

Baca juga: Terpopuler: Viral soal Adopsi Anak hingga Aksi Bakar Kios di Puncak

Menurut Mbah Sri, sesekali Nurdayatun, adik kandungnya yang tinggal di Surabaya menengoknya. Hanya saja ia tidak mengetahui alamat pasti adiknya itu.  “Kemarin pas lebaran adik saya datang kesini. Tetapi saya tidak tahu alamat rumahnya,” ujarnya.

Sementara itu Lurah Bangunsari, Dwi Cahyanto, mengatakan sejak ramai diberitakan di media sosial, sejumlah petugas dinas sosial mendatangi Mbah Sri dan menawarinya untuk pindah ke panti jompo. Namun, Mbah Sri menolak.

Sementara itu, Ketua RT 1, Heru Setiantoro mengatakan, sebelum viraldi medsos, warga sekitar rumah Mbah Sri sudah memberikan bantuan. Bahkan bantuan sudah diberikan secara teratur sejak Juli 2011.

“Sebulan sekitar Rp 300.000, sesuai kebutuhan. Nanti dibelanjakan kebutuhannya sehari-hari. Dan ada orang yang ditunjuk merawat mbah Sri bernama Jumiyati,” ungkap Heru.

Menurut dia, Mbah Sri belum pernah menikah. Nenek tua sebelumnya tinggal bersama lima orang saudaranya bersama orangtuanya di rumah berukuran sekitar 10X8 meter. Namun, rumah itu akhirnya dijual oleh orangtuanya.

 

 

 

Tinggalkan Balasan