Dokter Sebut Polusi Udara Picu Kerusakan Otak, Alzheimer hingga Parkinson

Jakarta, KabarBerita.id — Kualitas udara yang buruk dan polusi di Jakarta dan sekitarnya memang berbahaya, terutama untuk paru-paru. Nyatanya polusi bukan hanya merusak paru-paru, tapi juga bisa menyebabkan kerusakan otak.

Dokter spesialis paru-paru di RSPI-Bintaro Jaya Hospital, Feni Fitriani Taufik mengatakan polusi terdiri dari berbagai gas berbahaya, misalnya gas monoksida yang bisa merusak otak.

“Jika manusia terpapar karbon monoksida dalam waktu lama ada efeknya ke otak. Bisa mengalami masalah memori hingga kesulitan berkonsentrasi,” kata Feni dalam Exclusive Media Interview yang diselenggarakan RSPI, Jumat (10/8).

Selain karbon monoksida, tentunya ada zat atau gas jenis lain yang terkandung di dalam polusi. Misalnya, zat magnetite yang memiliki sifat seperti magnet.

Magnetite adalah jenis polutan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami stres oksidatif. Stres jenis ini bisa memicu penyakit neurodegeneratif, seperti alzheimer hingga parkinson.

Menurut Feni masalah di otak akibat polusi ini memang bukan masalah yang bisa langsung terjadi. Efek yang muncul adalah efek jangka panjang yang terjadi karena terpapar dalam jangka waktu lama.

“Efek di otak ini ya bisa terasa 5-10 tahun setelah sering terpapar. Tapi kalau case polusi yang sangat parah, jangka 2-3 tahun saja akan muncul lost memori, konsentrasi terganggu, bahkan kematian,” kata dia.

Dalam beberapa pekan terakhir, polusi udara di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya terus meningkat. Berdasarkan data IQAir per hari ini, Senin (14/8) Tangerang Selatan (Banten) memiliki skor 168 dan Jakarta memiliki skor 159. Keduanya menunjukan nilai kualitas udara yang buruk.

Buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya ini bahkan dianalogikan dengan mengisap rokok hingga 112 batang dalam sehari.

Tinggalkan Balasan