Diserbu Massa Pro-Palestina, Rusia Tutup Bandara Dagestan

Jakarta, KabarBerita.id — Badan penerbangan Rusia menutup bandara utama Republik Dagestan imbas massa pro-Palestina menyerbu bandara tersebut untuk mencari warga negara Israel. Hal ini menyusul laporan soal pesawat dari Tel Aviv yang membawa banyak warga Israel akan mendarat di bandara tersebut.

 

“Menyusul masuknya orang-orang tak dikenal ke zona lalu lintas bandara Makhachkala, telah diputuskan untuk menutup sementara bandara untuk penerbangan yang tiba dan berangkat,” kata Rossavitsia, seraya menambahkan bahwa pasukan keamanan telah tiba di sana.

 

Massa menyerbu bandara itu pada Minggu (29/10) malam, menyusul seruan di media sosial untuk mencegah penerbangan dari Tel Aviv mendarat di wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim tersebut.

 

Video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan orang berkumpul di luar Bandara Internasional Makhackala pada malam hari. Para demonstran itu terlihat mengibarkan bendera Palestina sambil meneriakkan yel-yel anti-Israel.

 

Mengutip The Moscow Times, beberapa spanduk yang dipegang para demonstran bertuliskan “Pembunuh anak tidak memiliki tempat di Dagestan” dan “Kami menentang pengungsi Yahudi”.

 

Pihak berwenang di republik Dagestan, Rusia, pada hari Minggu meminta orang-orang yang ikut serta dalam menyerbu bandara setempat untuk mencari warga Israel menghentikan “tindakan ilegal”, dan mengimbau warganya untuk tidak “menyerah pada provokasi.”

 

“Kami merekomendasikan agar semua orang yang telah melanggar prosedur operasi fasilitas (bandara) untuk tidak melanjutkan tindakan ilegal dan tidak mengganggu pekerjaan karyawan bandara,” kata pemerintah Dagestan di Telegram, mengutip AFP.

 

Israel mendesak Rusia untuk melindungi warganya setelah massa menyerbu sebuah bandara di republik Kaukasus Dagestan menyusul desas-desus bahwa sebuah penerbangan akan tiba dari Tel Aviv.

 

“Israel mengharapkan pihak berwenang Rusia untuk melindungi semua warga negara Israel dan semua orang Yahudi, dan untuk bertindak tegas terhadap para perusuh dan terhadap hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi dan orang Israel,” kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Tinggalkan Balasan