Analisis Debat Cawapres, Strategi Cak Imin Menyikapi Serangan

Jakarta, KabarBerita.id — Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, memberikan analisis terhadap performa cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dalam debat cawapres pada Minggu (21/1). Umam mengamati bahwa Cak Imin tampil lebih agresif dengan serangkaian sentilan terutama kepada cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.

Cak Imin dinilai ‘menyentil’ pemerintahan Presiden Jokowi terkait berbagai isu, seperti pajak karbon, hilirisasi ugal-ugalan, dan devisa nikel yang sangat kecil. Umam menyoroti upaya Cak Imin membedakan dirinya dengan kubu pemerintah, menunjukkan sisi berbeda sebagai ciri khas kubu pro perubahan.

Analisis Umam menunjukkan bahwa Cak Imin tidak hanya agresif terhadap pemerintah, tetapi juga mencoba memprovokasi dan memantik emosi Gibran, khususnya dengan menyentil Prabowo terkait ketimpangan kepemilikan lahan. Strategi ini dianggap sebagai upaya Cak Imin untuk membuktikan bahwa dirinya berada di kubu yang mendorong perubahan.

Dalam menghadapi serangan, Cak Imin dinilai berhasil menanggapi isu-isu yang diajukan dengan lebih baik dibanding penampilannya sebelumnya. Meskipun beberapa kali tidak memberikan jawaban lugas, Cak Imin terlihat mampu menjelaskan dan merespons isu-isu yang diperbincangkan.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro juga menyoroti Cak Imin yang kerap mengeluarkan jurus ‘menyentil’ Gibran, menunjukkan bahwa sebagai bagian dari koalisi perubahan, kritik terhadap pemerintah dan lawan politik adalah strategi politik yang penting.

Peneliti Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, melihat bahwa argumentasi yang disampaikan Cak Imin mencerminkan pengalaman panjangnya di kursi legislatif, terutama terkait isu desa dan pertanian. Kritik yang dilontarkan oleh Cak Imin terhadap pemerintah dan Gibran dianggap sebagai gimik politik untuk menunjukkan kegelisahan dan keinginan untuk merevisi kebijakan yang dianggap kurang berpihak pada rakyat.

Tinggalkan Balasan