Alasan Suporter Maroko Bersiul Saat Lawan Pegang Bola

Jakarta, KabarBerita.id — Kejutan yang dihadirkan oleh negara Maroko di pentas Piala Dunia 2022 ikut membawa aksi suporter mereka selama di Qatar mendapatkan sorotan.

Maroko berhasil melenggang ke semifinal Piala Dunia 2022 usai mengalahkan sejumlah negara favorit juara mulai dari Belgia, Spanyol, hingga Portugal.

Langkah itu membuat The Atlas Lions mencatatkan sejarah baru yakni sebagai negara asal benua Afrika dan Arab pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia.

Aksi suporter Maroko di panggung Piala Dunia 2022 pun mendapatkan sorotan. Pendukung The Atlas Lions itu selalu mengeluarkan suara bising berupa siulan setiap pemain lawan menguasai bola di lapangan.

Dilansir The Sporting News, siulan yang dilakukan suporter Maroko merupakan taktik untuk mengungkapkan ketidaksukaan hingga mengganggu komunikasi para pemain lawan Maroko.

Cara-cara seperti itu biasanya digunakan oleh para pendukung tim sepak bola asal benua Amerika bagian selatan serta Spanyol.

Bersiul juga menjadi taktik untuk mengintimidasi pemain lawan, menyampaikan ketidaksukaan terhadap pemain atau pelatih tertentu atau ketidaksenangan atas keputusan wasit yang dianggap tidak benar atau tidak berpihak pada tim yang didukung.

Aksi bersiul juga akan dilakukan para suporter ketika tim yang didukungnya sedang menang dan laga hendak berakhir. Taktik itu dilakukan untuk mendorong wasit segera mengakhiri pertandingan.

Namun taktik bersiul seperti yang dilakukan suporter Maroko tidak umum digunakan para pendukung tim sepak bola di benua Amerika bagian utara atau Inggris Raya.

Di dua wilayah itu, cemoohan lebih sering digunakan untuk mengungkapkan kemarahan pada pemain tertentu atau keputusan yang dibuat oleh pengadil di lapangan.

Maroko bisa melanjutkan tren mereka sebagai pembunuh berantai tim-tim raksasa Eropa di Piala Dunia 2022 dalam duel lawan Prancis di semifinal pada Kamis (15/12) dini hari WIB.

Maroko merupakan tim paling mengejutkan yang berada di semifinal Piala Dunia 2022 bila dibandingkan tiga tim lainnya, yaitu Argentina, Kroasia, dan Prancis.

The Atlas Lions masih memiliki peluang untuk mencetak sejarah dan bahkan menjadi negara di luar benua Eropa dan Amerika pertama yang mampu menjadi juara Piala Dunia.

Tinggalkan Balasan