kabarberita.id, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menolak berkomentar soal imbauan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah untuk memboikot kedai kopi Starbucks di Indonesia.
Imbauan itu menyusul sikap CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung gerakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).“Masa menteri agama mengomentari itu. Pantas tidak,” ujar Lukman di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Senin (3/7).
Meski menolak berkomentar soal sikap Howard, Lukman membenarkan, gerakan LGBT bertentangan dan tidak dibenarkan dalam ajaran agama. Namun, ia mengklaim, para pihak yang saat ini menjadi bagian dari LGBT tidak seharusnya dikucilkan, baik di lingkungan maupun agama.
Menurut Lukman, semua pihak seharusnya membimbing para LGBT agar kembali normal. Ia berkata, agama juga memerintahkan agar manusia bisa saling memperbaiki satu sama lain.
“Kewajiban kita semua mengayomi mereka semua, merangkul mereka untuk kemudian berdialog dan memberikan apa yang terbaik dari yang kita miliki agar kehidupan itu bisa semakin membaik,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, mengajak masyarakat Indonesia memboikot dan meminta pemerintah mempertimbangkan untuk mencabut izin operasi Starbucks di Indonesia. Anwar mengatakan, langkah itu sebagai protes atas sikap Schultz yang mendukung gerakan LGBT.
“Sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut izin Starbucks di Indonesia karena ideologi bisnis dan pandangan hidup yang mereka dukung dan kembangkan jelas-jelas tidak sesuai dan sejalan dengan ideologi bangsa kita yaitu Pancasila,” ujar Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (30/6).
Pada Januari lalu, Norman secara gamblang menyatakan sikap Starbucks mendukung pernikahan sesama jenis dan gerakan LGBT. Dukungan itu juga terkait dengan pernyataan CEO Apple Tim Cook yang mengaku sebagai seorang homoseksual atau gay.