Jakarta, KabarBerita.id — BKKBN kembali menggelar sosialisasi cegah stunting bersama remaja dan anak muda bertempat di WAMY Indonesia, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu (3/5/2023).
Hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, Kepala Seksi Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKB) Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Selatan Gracia Manurung, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN Mila Rahmawati dan Sub kelompok Pelayanan KB dan Kespro Dinas PPAPP Prov. DKI Jakarta Monika Yaniwati P. Ezeh.
Kurniasih dalam paparannya mengingatkan remaja bisa menjadi agen perubahan dalam menekan stunting.
“Peran pemuda agen perubahan, membantu pemerintah dengan menjadi genre memberikan sosialisasi teman sebayanya menjelaskan stunting,” ungkapnya di depan ratusan anak-anak muda Jakarta Selatan.
Kurniasih meyakini dengan sosialisasi melalui obrolan santai teman sebaya akan lebih mudah masuk daripada pembelajaran dari guru ataupun orang tua.
Selain itu, Kurniasih mengingatkan kaum muda untuk menggunakan sosial media dengan memposting berkenaan dengan bahaya stunting.
Pada kesempatan itu, ia mengingatkan pentingnya menyeleksi relasi sosial karena akan nantinya berdampak pada kehidupan kedepannya. “Kalian jika salah pergaulan bisa terjerumus ke hal-hal negatif,” ungkapnya.
Mila menambahkan edukasi tentang pemenuhan gizi dan gejala anemia penting bagi remaja untuk penanganan stunting.
“Ya, BKKBN sangat fokus dalam menangani anemia di kalangan remaja serta pengentasan stunting, agar mereka para remaja ini selalu memperhatikan asupan gizinya sehingga pertumbuhan bisa berjalan secara maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mila menjelaskan, gejala anemia terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi sel-sel darah merah, dimana sirkulasi atau masa aktif sel darah merah sekitar 120 hari dan apabila asupan makanan terpenuhi bisa menunjang seluruh bagian tubuh manusia.
“Gejala anemia dampaknya nanti saat remaja mengikuti pembelajaran tidak bisa merespon atau menangkap dengan baik, dan sangat mengganggu kecerdasan juga pertumbuhan. Bagaimana tumbuh kembang apabila darahnya yang menyalurkan kebagian otak dan seluruh tubuh tidak maksimal,” ucapnya.