Tembakan Gas Air Mata Polisi Turki pada Massa Pendukung Palestina

Jakarta, KabarBerita.id — Polisi Turki menghadapi demonstrasi massa pendukung Palestina di Pangkalan Udara Incirlik pada hari Minggu (6/11). Pangkalan ini merupakan lokasi militer yang digunakan oleh pasukan Amerika Serikat di Turki. Polisi Turki menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa yang berkumpul di sana.

 

Aksi demonstrasi ini terjadi beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, tiba di Ankara pada hari yang sama. Antony Blinken memiliki rencana pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, pada hari Senin (7/11), setelah sebelumnya bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

 

Dilaporkan bahwa tidak ada korban atau penangkapan yang terjadi selama demonstrasi ini. Pejabat Amerika Serikat juga belum memberikan komentar resmi terkait peristiwa ini.

 

Massa yang berpartisipasi dalam demonstrasi ini mengibarkan bendera Palestina sebagai tanda solidaritas dengan Palestina dalam konteks konfliknya dengan Israel. Mereka berusaha mendekati pangkalan militer sebelum akhirnya dihalau oleh polisi.

 

Selain di Pangkalan Udara Incirlik, ada sekitar seribu orang yang juga melakukan aksi demonstrasi di luar kantor kedutaan Amerika Serikat di Ankara, menunjukkan dukungan mereka kepada Palestina.

 

Turki telah menjadi salah satu negara yang mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina, bahkan mengusulkan agar Israel diadili di Pengadilan Kriminal Internasional. Presiden Recep Tayyip Erdogan secara terbuka mengecam tindakan Israel dan menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak lagi bisa dianggap sebagai pemimpin yang dapat diajak berbicara.

 

Konflik antara Israel dan Palestina telah menelan banyak korban, dengan ribuan warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban jiwa. Selain korban manusia, serangan Israel juga menyebabkan kerusakan besar di Gaza, termasuk bangunan-bangunan penting seperti rumah sakit, universitas, gereja, dan masjid, serta infrastruktur layanan kesehatan yang rusak parah.

Tinggalkan Balasan