Studi Sebut Puasa Intermiten Tak Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Jakarta, KabarBerita.id — Sebuah studi di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa puasa intermiten tidak membantu menurunkan berat badan.

Puasa intermiten adalah metode untuk membatasi waktu makan. Beberapa bahkan mengartikan puasa ini dengan makan seperti biasa selama berapa hari dalam sepekan dan berpuasa di hari lain.

Penelitian yang dirilis di Journal of American Heart Association, mengatakan bahwa waktu makan mungkin tidak terlalu berdampak signifikan terhadap berat badan seperti asumsi sebelumnya.

studi tersebut melacak data kesehatan, berat badan, porsi makan serta waktu makan dari 547 orang selama enam tahun.

Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan interval waktu makan serta berat badan pada koresponden.

Wendy Bennet, Seorang peneliti sekaligus profesor kedokteran di divisi penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins
Mengaku tidak menemukan hubungan antara membatasi makan dengan penurunan berat badan.

Ia juga tidak menemukan dampak penurunan berat badan terhadap berapa lama orang makan setelah bangun tidur dan jarak mereka makan dengan waktu tidur.

Sebaliknya makanan kecil berkaitan dengan penurunan berat badan.

Ia kemudian memperingatkan bagi sebagian orang untuk mengatur waktu makan mungkin menjadi metode berguna untuk melacak nutrisi.

Studi tersebut bersifat observasional yang artinya para peneliti melihat pola yang ada sebagai dasar penelitian alih-alih membuat perubahan tertentu.

Akan tetapi para ahli memperingatkan hasil penelitian tersebut harus direspons dengan skeptis.

Profesor dari Harvard Medical School Fatima Cody Stanford mengatakan penelitian itu memang melibatkan beberapa ras dan etnis minoritas.

Namun ia juga menyarankan standar sosial kesehatan seperti stres dan lingkungan masyarakat bisa ditambahkan dalam data.

Faktor tersebut menjadi penting untuk melihat efek waktu makan dengan lebih baik.

Lichtenstein mengatakan tidak ada satu strategi yang berhasil bagi semua orang terkait nutrisi, dan kualitas makanan juga penting.

Ia mengatakan apabila perusahaan mengkonsumsi makanan yang sehat dan berusaha aktif secara fisik maka cenderung tidak akan menderita Diabetes atau penyakit ginjal kronis lainnya.

Pakar kesehatan tersebut tak menampik saran semacam itu membosankan dan tak ingin didengar siapa pun.

Namun ia menggarisbawahi bahwa tak ada jalan keluar selain mengonsumsi buah, sayuran dan melakukan aktivitas fisik untuk membuat tubuh lebih sehat serta nutrisi terpenuhi.

Puasa intermiten atau singkatnya membatasi waktu makan menjadi metode populer untuk menurunkan berat badan dalam beberapa tahun terakhir.

Bagi sebagian orang yang mencoba puasa intermiten bisa menjadi cara yang membantu mereka membatasi kalori dalam tubuh.

Namun cara itu tak bisa diterapkan ke semua orang.
Menurut pakar kesehatan setiap orang harus memahami tubuhnya sendiri dan berkonsultasi dengan dokter apa yang harus dikonsumsi tanpa stress dan malu.

Tinggalkan Balasan