Skrining Kesehatan Reproduksi Wanita yang Bisa Dilakukan Sendiri

Jakarta, KabarBerita.id — Skrining kesehatan reproduksi penting untuk dilakukan. Utamanya yakni untuk mengetahui kondisi organ reproduksi sejak dini.

Untungnya ada beberapa skrining awal dapat dilakukan secara pribadi tanpa perlu repot pergi ke rumah sakit.

Dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Muhammad Fadli mengatakan bahwa skrining kesehatan organ reproduksi penting dilakukan oleh setiap wanita.

Skrining dapat dilakukan oleh segala usia, mulai dari anak, remaja, dewasa, bahkan hingga lansia.
Skrining penting dilakukan untuk deteksi penyakit tertentu sejak dini.

Ia mengatakan, Bagaimanapun penyakit bisa tumbuh di organ reproduksi. Apabila diabaikan dapat menjadi parah dan lebih baik terdeteksi sejak dini.

Fadli menjelaskan, ada tiga metode sederhana skrining awal yang bisa dilakukan setiap wanita di rumah. Orang tua juga bisa mengajarkan hal ini dengan mudah kepada anak, terutama yang sudah memasuki usia remaja.

Berikut tiga metode skrining yang bisa dilakukan di rumah.

1. Periksa menstruasi
Menstruasi adalah salah satu fase yang pasti dilalui setiap perempuan. Siklus menstruasi biasanya mulai muncul pada perempuan usia 13-14 tahun. Jika tak berjalan dengan baik, menstruasi bisa menunjukkan sejumlah gejala yang bisa menandakan penyakit tertentu.

Siklus haid selama 21-35 hari disebut normal. Namun jika lebih dari itu atau jeda terlalu cepat dan lama, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter.

Normalnya haid terjadi selama 3-5 hari atau bahkan 10 hari. Jika haid terjadi lebih dari 14 hari, maka bisa dikategorikan tidak normal.

Selain itu rasa sakit menstruasi juga harus diperhatikan. Normalnya wanita akan merasa sakit saat haid. Tapi jika rasa sakit yang muncul berlebihan sebaiknya lakukan pemeriksaan.

2. Usap bagian bawah perut
Anda bisa melakukan pengusapan pada bagian bawah perut untuk mengetahui apakah terdapat benjolan di area tersebut.

Jika terdapat benjolan, periksa apakah benjolan bergerak atau hanya diam di tempat. Benjolan bisa jadi pertanda tumbuh tumor atau kista di organ reproduksi.

3. Periksa keputihan
Keputihan bisa dialami oleh perempuan dari segala usia, termasuk anak-anak.

Pada dasarnya keputihan adalah kondisi yang normal. Keputihan menjadi tidak normal jika cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, berbau, berwarna kuning kehijauan, hingga memicu rasa gatal.

Pada anak-anak, penting untuk orang tua rutin memeriksa celana dalam si kecil. Hal ini untuk mengetahui apakah normal atau tidaknya keputihan yang dialami anak.

Jika selama skrining terdapat kendala atau kecurigaan munculnya penyakit tertentu, Fadli menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan lengkap di rumah sakit.

Tinggalkan Balasan