Rebut Suara Pesantren-Warga NU, PPP Gunakan AI dan Big Data

Jakarta, KabarBerita.id — Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno mengungkapkan punya strategi meraup 11 juta suara di Pemilu 2024, di antaranya menyusun kampanye untuk masyarakat muslim, pesantren hingga Nahdatul Ulama (NU).

“Pasti, karena PPP ini adalah partai yang dilahirkan oleh para kiai, para ulama, para ustaz, para habaib,” kata dia saat ditanya soal strategi khusus untuk raup suara di umat muslim, Jakarta, Minggu (6/8) malam.

Apalagi, tegasnya, PPP merupakan partai berbasis umat Islam dengan lambang Kakbah yang merupakan rumah bagi muslim.

Salah satu strategi yang digunakan, aku Sandiaga, adalah pemanfaatan big data dan kecerdasan buatan (AI) untuk berkampanye demi meraih 11 juta suara di pemilu 2024.

“Kita juga sepakat bahwa target suara 11 juta ini akan kita jangkau dengan teknologi penggunaan social media, big data, dan artificial inteligence,” kata dia dalam rapat Bappilu PPP di Jakarta itu.

Sandiaga pun mengklaim penggunaan big data dan AI itu bersumber dari PPP, tidak melibatkan pihak ketiga.

“Dari PPP langsung, kita punya source data dan baru saja kita kumpulkan. Saya sampaikan bahwa saat ini data driven, semuanya ini berbasis data,” tutur eks kader Gerindra itu.

Menurutnya, data itu akan dipantau setiap minggu sehingga akan memperkaya strategi PPP untuk memetakan kampanye.

Ia mengklaim data yang diolah PPP bersumber dari berbagai macam saluran yang dikumpulkan dan disadur untuk sebagai bahan analisa. Namun Sandiaga tak mengungkapkan sumber data masyarakat yang diolah itu.

“Dari berbagai macam saluran yang kami kumpulkan dan kami sadur dan kami analisa lagi,” katanya.

Pendekatan ke masjid hingga pasar
Kendati demikian Sandiaga menilai tak mengedepankan big data dan AI untuk kampanye. Sehingga ia menyarankan kader untuk mendekati masjid dan pasar.

Sandiaga menegaskan akan fokus pada pembangunan ekonomi yang dibutuhkan masyarakat yaitu dengan membuka peluang usaha. Hal itu, diklaimnya, hasil pengamatannya selama turun ke lapangan, terutama mengunjungi pesantren.

Dengan demikian PPP menyebut masuk ke dalam lini masyarakat lewat program-program digitalpreneur, lanjutnya, sehingga para kiai di pondok pesantren juga merasakan manfaat dari politik PPP

Tinggalkan Balasan