Presiden PKS Sebut Polarisasi Terjadi Karena Pilpres Hanya Diikuti 2 Paslon

Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyebut polarisasi di masyarakat terjadi karena pemilihan presiden (pilpres) hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Ia mencontohkan Pemilu 2019 yang semestinya mengantarkan rakyat pada keadilan dan kesejahteraan, justru berujung pada polarisasi berkepanjangan.

“Salah satu terjadinya polarisasi adalah runcingnya persaingan pada kontestasi pilpres yang hanya diikuti oleh dua pasangan calon presiden dan wakilnya,” kata Syaikhu dalam pidato kebangsaan akhir tahun 2022, Jumat (30/12).

Namun menurutnya untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah. Sebab, upaya PKS menggugat syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold minimal 20 persen ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

“Meskipun ditolak oleh MK, namun dalam salah satu catatan putusannya, MK menyetujui gagasan PKS dengan memberikan rekomendasi kepada legislatif agar dapat memberikan angka yang rasional dan ilmiah terhadap ambang batas presidential threshold,” ujarnya.

Syaikhu meyakini jika ada minimal tiga paslon capres-cawapres, maka polarisasi di masyarakat bisa dicegah.

Selain itu, peluang berbagai tokoh bangsa untuk maju dalam kontestasi pilpres juga semakin terbuka.

Upaya lain yang dilakukan PKS untuk mewujudkan lahirnya tiga paslon capres-cawapres yaitu dengan membangun koalisi yang saat ini tengah dijajaki bersama Partai NasDem dan Demokrat. Syaikhu menegaskan PKS ingin menghadirkan poros perubahan.

“PKS menghendaki hadirnya poros perubahan yang mampu melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki karakter nasionalis religius dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar dia.

Tinggalkan Balasan