REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengatakan pemerintah Indonesia tak akan melakukan impor gas paling tidak hingga 2019 mendatang. Hal ini dikarenakan cadangan gas yang belum terserap masih banyak di tahun depan.
Arcandra menjelaskan selain adanya stok gas yang belum memiliki pembeli atau uncommited cargo, beberapa lapangan gas seperti Masela dan Natuna yang akan berproduksi pada 2019 mendatang. Lapangan lapangan ini akan memproduksi gas yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri.
“Estimasi kita mungkin tidak akan impor gas 2019 karena kita punya uncommited untuk PLN. Ketika Masela mulai kita punya uncommittedlebih banyak lagi,” ujar Arcandra di Jakarta, Selasa (21/11).
Selain cadangan yang mencukupi, Arcandra menjelaskan serapan domestik juga akan meningkat jika melihat tren pertumbuhan industri saat ini. Dengan permintaan ekspor yang masih menjanjikan, Arcandra menjelaskan hal ini akan menjadi serapan dari produksi gas nasional.
“Kita juga ada jaringan gas rumah tangga, gas pipa, jika kita lihat trennya serapan domestik akan terus meningkat,” ujar Arcandra.
Pertumbuhan ini juga dilihat dari pertumbuhan kebutuhan gas yang menurut Arcandra terus tumbuh sejak 2003 hingga 2016 kemarin sebesar 6 persen. Sedangkan pada 2017 ini, kebutuhan domestik sebesar 56 persen. Kementerian ESDM mencatat pada 2017 ini setidaknya cadangan gas dalam negeri berhasil diserap oleh ekspor baik LNG maupu gas pipa sebesar 41 persen. Sedangkan sektor industri menyerap 23,53 persen, begitu juga dengan industri pupuk yang menyerap gas dalam negeri sebesar 11,15 persen.