Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Mahmoud Abbas menegaskan Palestina akan membatalkan seluruh perjanjian yang pernah disepakati dengan Israel, jika pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap berencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat.
Ancaman itu diutarakan Abbas saat berpidato di depan seluruh pemimpin negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sidang Majelis Umum ke-74 di New York pada Kamis (26/9) kemarin.
“Respons kami jika Israel melanjutkan rencana ini adalah kami akan membatalkan seluruh perjanjian dengan pemerintah pendudukan itu termasuk seluruh kewajiban yang ada di dalamnya,” kata Abbas.
“Adalah hak kami untuk membela hak-hak kami dengan seluruh cara yang memungkinkan terlepas dari konsekuensi-konsekuensinya dengan tetap berkomitmen pada hukum internasional dan penanggulangan terorisme,” paparnya menambahkan.
Sekitar awal 1990-an, Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang saat itu dipimpin Yasser Arafat, menyetujui perjanjian damai yang disponsori oleh Amerika Serikat.
Ancaman itu diutarakan Abbas menyusul janji Netanyahu yang ingin mencaplok Lembah Yordania di Tepi barat jika partainya kembali memenangkan pemilihan umum.
Janji Netanyahu itu mendapat kecaman secara dunia, termasuk dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.Dalam pidatonya di New York, Abbas juga berjanji akan menggelar pemilihan umum parlemen pertama sejak 2006 lalu.
“Ketika saya pulang ke negara saya, saya akan meminta pemilihan umum lokal di Tepi Barat, Jalur Gaza, serta Yerusalem Timur, dan siapa pun yang menentang ini akan bertanggung jawab di depan Tuhan dan komunitas internasional,” kata Abbas.