Media Asing Soroti Pernyataan Jokowi Ada Pelanggaran HAM Berat di RI

Jakarta, KabarBerita.id — Sejumlah media internasional menyoroti pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat terjadi di Indonesia.
Pengakuan itu diutarakan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka pada Rabu (11/1).

Dengan hati yang tulus, saya sebagai Kepala Negara RI mengakui bahwa pelanggaran HAM berat memang terjadi di berbagai peristiwa,” kata Jokowi.

Media Amerika Serikat seperti Bloomberg, hingga The Washington Post ramai-ramai menggarisbawahi penyesalan Jokowi atas tewasnya setengah juta orang dalam pelanggaran HAM tersebut.

Berita dengan judul “Indonesia’s President says he regrets country’s bloody past as victims demand justice” menuliskan sekitar 1.200 orang tewas dalam kerusuhan 1998, berdasarkan laporan tim bentukan Jokowi.

Sementara itu Bloomberg dalam artikel berjudul “Jokowi Admits Nation’s Past Human Rights Abuses as Indonesia Seeks Reconciliation” menulis bahwa pengakuan Jokowi merupakan hal yang “paling jelas dari bagian tergelap” Indonesia.

Kemudian The Washington Post dengan judul “Indonesia admits historical rights violations – but shirks accountability” mengutip para aktivis yang menyebut pengakuan Jokowi hanya berupa “langkah kecil” dalam mendorong akuntabilitas.

Media tersebut menekankan mestinya Jokowi tak “mengabaikan ancaman HAM yang lebih aktual di RI”.

Media Australia seperti ABC dan SBS juga turut memberitakan hal serupa. ABC menyoroti insiden pelanggaran HAM berat termasuk pertumpahan darah dan penangkapan yang terjadi pada 1965 dan 1966.

Sementara SBS menyoroti pembunuhan massal terhadap komunis dan tersangka simpatisan pada pertengahan 1960-an.

Media asal Singapura, The Straits Times, juga ikut menyuarakan informasi serupa. The Straits Times menekankan 500 ribu orang yang tewas dalam kekerasan pada akhir 1965 usai eks Presiden Soeharto dan militer berkuasa.

Media Jepang, Kyodo News, pun tak ketinggalan mewartakan penyesalan Jokowi. Media Turki, Anadolu Agency, serta media Arab yakni Al Jazeera dan Arab News pun ikut serta memberitakan hal serupa.

Tinggalkan Balasan