Berita  

Legenda Ikut Kecam Liverpool karena Kebijakan Potong Gaji Saat Corona

LIVERPOOL, KabarBerita.id — Liverpool dicecar kritikan bertubi-tubi setelah menerapkan kebijakan tak populer di tengah pandemi virus corona.

Seperti diketahui, The Reds memutuskan untuk merumahkan sedikitnya 200 staf nonpertandingan setelah Liga Primer Inggris dinyatakan batal digelar kembali pada akhir April mendatang.

Klub bersandar pada bantuan pemerintah untuk membayarkan sebagian besar gaji mereka yang diposisikan dalam ‘furlough’ atau cuti sementara ini. Sesuai amanat undang-undang ketenagakerjaan Inggris, dalam kondisi darurat para pegawai yang dirumahkan berhak mengklaim bantuan pemerintah sebanyak 80 persen gaji dengan jumlah maksimal £2500 per bulan. Sisa 20 persen akan dipenuhi pihak Liverpool.

Ini tentu ironis mengingat pada Februari lalu Liverpool baru mengumumkan keuntungan sebelum pajak sebesar £42 juta, dan total pendapatan mencapai £533 juta untuk musim kompetisi 2018/19. Adapun pada 2017/18 Liverpool beroleh rekor profit sebelum pajak tertinggi untuk klub sepakbola senilai £125 juta.

Deretan eks penggawa Liverpool menentang keras kebijakan direksi The Reds, yang menurut mereka tidak layak menerima pertolongan dari kas negara buat membayar staf yang dirumahkan.

Menyusul Jamie Carragher dan Stan Collymore, Dietmar Hamann serta Danny Murphy kini ikut menyuarakan kritik keras terhadap mantan klub mereka.

“Tercengang oleh kabar bahwa @LFC memanfaatkan skema furlough untuk mengklaim 80 persen gaji staf nonpertandingan dari pemerintah,” kicau Hamann di akun Twitter resminya.

“Skema tersebut tidak dirancang untuk ini. Ini berlawanan dengan moral dan nilai-nilai klub yang saya kenal,” imbuh bekas gelandang internasional Jerman yang berkostum Merah dari 1999 hingga 2006 ini.

Sementara itu, dalam kolomnya di Daily Mail Murphy menulis: “Amat buruk karena ini [skema furlough] bukan diperuntukkan bagi klub-klub Liga Primer yang memiliki uang lebih dari cukup untuk diri mereka sendiri.”

“Saya pribadi kecewa dengan keputusan yang datang dari Liverpool karena ini bertentangan dengan semangat kebersamaan dan kesatuan yang selama ini selalu diidentikkan dengan klub, terutama dalam lebih dari 30 tahun terakhir sejak Hillsborough.”

“Saya pikir akan ada reaksi negatif dan meski para pelaku bisnis di klub berpikir ini akan menghemat uang mereka dalam jangka pendek, ini akan menyebabkan kerusakan reputasi,” tegas Murphy.

Liverpool menjadi klub Liga Primer kelima yang memanfaatkan skema furlough di tengah krisis global akibat corona, mengikuti jejak Newcastle United, Tottenham Hotspur, Norwich City, dan Bournemouth. 

Tinggalkan Balasan