Kenali ‘Demam Keong’ yang Diidap Ratusan Warga Sulteng

Jakarta, KabarBerita.id — Ada lebih dari 200 orang dilaporkan telah terkena demam keong di Sulawesi tengah. Lalu apa itu demam keong? dan apa penyebab nya?
Siti Nadia Tarmizi selaku kepala biro komunikasi kementerian kesehatan mengatakan bahwa penyakit Demak yang masih sulit deradikasi.

Ia mengatakan bahwa tempat berkembang si keong sangat kecil seperti di daun jadi kesulitan memberantas si keong.

Namun pengobatan demam keong sempat terkendala karena ketersediaan stok obat. Pemerintah memastikan organisasi kesehatan dunia (WHO) saat ini sedang memproses pengiriman obatnya.

Sulawesi tengah disebut menjadi satu-satunya wilayah endemis demam keong di Indonesia tepatnya di Kabupaten Poso dan Sigi.

Nadia mengatakan ada 256 kasus di Sulawesi tengah.
Apa penyebab demam keong?
Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, demam keong atau yang dikenal dengan istilah schistosomiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit atau Trematoda.

Ada dua bentuk utama schistosomiasis yaitu usus dan urogenital. Penyakit ini disebabkan oleh lima spesies utama cacing parasit.

Dampak dari penyakit ini menempati urutan kedua setelah malaria sebagai penyakit parasit yang paling mematikan. Penyakit demam keong juga dianggap menjadi salah satu penyakit tropis terabaikan (NTD).

Parasit penyebab demam keong hidup pada beberapa jenis Siput dan keong air tawar. Bentuk parasit yang menular dikenal dengan nama Serkaira yang muncul dari Siput ke dalam air.

Orang akan ter infeksi ketika bentuk larva dari parasit tersebut menembus kulit selama kontak dengan air yang terkontaminasi.
Sementara penularan antar manusia dapat terjadi apabila penderita demam keong mencemari sumber air tawar dengan Feses atau urine yang mengandung telur parasit. Telur dapat menetas di dalam air.

Berdasarkan laporan dari WHO demam keong lazim terjadi di daerah tropis dan sub tropis. Terutama di wilayah masyarakat kurang mampu tanpa akses air bersih dan Sanitasi yang buruk.

Gejala schistosomiasis umumnya disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap telur cacing.
Schistosomiasis usus dapat menyebabkan beberapa gejala seperti sakit perut, diare dan darah dalam feses.

Seiring terjadi pada kasus jangka panjang adalah pembesaran hati. Kondisi ini sering dikaitkan dengan akumulasi cairan pada rongga Peritoneum dan hipertensi pembuluh darah di perut.

Sementara pada schistosomiasis urogenital, hematuria menjadi salah satu gejala utamanya. Hematuria merupakan kondisi adanya darah dalam urine.

Namun, gejala schistosomiasis urogenital pada pria dan wanita umumnya berbeda.
Gejala pada wanita yakni lesi di area genital, perdarahan di vagina dan nyeri saat berhubungan seksual.

Sementara pada pria, schistosomiasis urogenital dapat menyebabkan patologi vesikula seminalis, prostat, dan organ lainnya.

Schistosomiasis jenis ini berisiko memicu kerusakan ginjal dan fibrosis kandung kemih. Kanker kandung kemih juga merupakan komplikasi lain yang bisa terjadi dalam kasus yang lebih parah.

Penyakit ini juga dapat memiliki konsekuensi jangka panjang lainnya, termasuk kemandulan.

Tinggalkan Balasan