Kata Dokter Soal Olahraga Outdoor Saat Polusi Udara

Jakarta, KabarBerita.id — Suka olahraga outdoor atau di luar ruangan? Dalam situasi kualitas udara yang buruk dan polusi yang menggila, Anda boleh saja melakukannya asal memperhatikan hal-hal berikut ini.

Olahraga outdoor dirasa lebih menyenangkan ketimbang olahraga indoor (dalam ruangan). Apalagi saat dilakukan bersama teman-teman, olahraga outdoor bisa menaikkan mood dan semangat.

Akan tetapi dokter spesialis paru, Agus Dwi Susanto tidak menyarankan olahraga outdoor jika kualitas udara sedang buruk.

“Sebaiknya mengurangi aktivitas saat polutan tinggi. Namun boleh enggak? Kalau rekomendasi kami, enggak udah. Tapi kalau bicara ilmiah, tergantung tiga hal, ada level polusi, jenis olahraga, dan lamanya,” kata Agus dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan pada Senin (28/8).
Sebaiknya Anda rajin mengecek kondisi kualitas udara sebelum olahraga.

Berdasar Air Quality Index (AQI), kualitas udara terbagi atas enam kategori.

1. Hijau – Baik (0-50), kualitas udara baik dan risiko minim atau tidak ada sama sekali.
2. Kuning – Sedang (51-100), kelompok sensitif disarankan menghindari aktivitas luar ruangan untuk menghindari kambuh.
3. Oranye – Tidak sehat untuk kelompok sensitif (101-150), kelompok sensitif dan masyarakat umum bisa berisiko atau mengalami masalah pernapasan.
4. Merah – Tidak sehat (151-200), peningkatan risiko efek yang lebih buruk pada jantung dan paru.
5. Ungu – Sangat tidak sehat (150,5-250,4), masyarakat umum bisa merasakan dampak negatif polusi udara, sedang kelompok sensitif sama sekali tidak boleh keluar rumah.
6. Coklat – Berbahaya (>250,5), risiko iritasi sangat tinggi, hindari keluar rumah.

Saat kualitas udara di level merah (tidak sehat), Anda masih boleh olahraga asal olahraga dengan intensitas rendah (low impact) misal jalan santai. Durasinya kurang dari 30 menit.

Sementara itu olahraga high impact disarankan tidak dilakukan di level kualitas udara ini.

Kemudian kalau kualitas udara menunjukkan warna kuning, situasinya memang lebih baik ketimbang warna merah. Namun Agus menyarankan durasinya kurang dari 30 menit untuk olahraga high impact.

Agus mengingatkan catatan ini buat mereka yang tidak memiliki masalah atau penyakit berkaitan dengan paru, jantung dan asma.

Tinggalkan Balasan