Kapan Harus ke Psikolog Saat Pikiran Kacau Balau?

Jakarta, KabarBerita.id — Kesehatan mental memang tidak boleh diabaikan. Apabila jiwa Anda sakit masalah kesehatan lain justru dapat muncul.

Terbukti ketika stress berbagai penyakit dapat berdatangan dan juga dapat mengancam jiwa.

Stress dan depresi atau bahkan masalah mental yang lain seperti bipolar dapat dialami oleh siapa saja. Ketika Anda merasa ada yang salah dengan diri Anda, tidak ada salahnya untuk mencari pertolongan.

Lalu kapan sebaiknya berkunjung ke psikolog atau psikiater?

Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim mengatakan bahwa untuk datang ke psikolog atau sekitar membutuhkan kesadaran serta dorongan diri yang besar karena hasilnya akan berbeda apabila orang tersebut datang dengan terpaksa.

Karena obatnya adalah menjalankan apa yang dianjurkan. Karena psikolog obatnya adalah saran.

Menurut Rose, waktu terbaik untuk datang ke psikolog adalah ketika Anda tidak mampu membendung diri. Hal ini biasanya ditandai dengan perasaan kacau dan kehilangan keyakinan pada orang lain. Anda tidak bisa percaya pada seseorang yang dapat menyimpan rahasia serta membuat Anda menjadi lebih tenang.

Misalnya tidak dapat cerita ke orang tua karena akan di judge macam-macam.

Bahkan Anda juga bisa datang ke psikolog ketika membutuhkan bantuan dari segi saran dan ketenangan. Ketika merasa benar benar kacau dan tidak ada yang dapat menolong ada dapat mendatangi psikolog.

Walau begitu, Rose mengakui bahwa si Colok bukanlah satu-satunya untuk menyembuhkan mental yang sedang kacau. Sebab pada dasarnya semua kembali pada diri sendiri.

Apabila anda mendatangi psikolog namun tidak menjalankan semua saran yang dianjurkan, maka hasilnya tentu akan sia sia

Rose menginfokan, psikiater merupakan dokter spesialis yang berfokus pada pelayanan terapi dan konseling. Mereka juga memiliki kemampuan medis dan bisa memberikan resep obat.

Sementara psikolog lebih kepada layanan konseling serta dukungan non-medis lainnya. Seorang psikolog hanya boleh memberikan layanan konseling dan tidak boleh meresepkan obat.

Tinggalkan Balasan