Kabarberita.id – Tak banyak wisatawan yang mengetahui jika Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memiliki durian lokal yang dikenal dengan nama kencono rukmi.
Durian dengan warna daging berwarna kuning keemasan ini saat ini rasanya sedikit manis dan legit.
Bahkan diklaim cocok untuk dikonsumsi penderita hipertensi alias tekanan darah tinggi.
Terdapat perbedaan antara kencono rukmi dengan durian jenis lain.
Durian ini jika telah masak memiliki warna kulit kuning, dengan warna daging yang juga kuning keemasan.
Aroma durian tidak terlalu menyengat.
Rasa daging durian ini legit, tidak berair, dan kandungan alkoholnya lebih sedikit.
Selain itu, kulit durian kencono rukmi berwarna kuning matang.
“Rasanya sedikit manis tak seperti durian lokal lainnya,” kata Andriyana selaku Ketua RT 20 Sumber Tetes, Desa Patuk, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Kamis (9/11/2017).
Setiap bulan November, pohon durian di kecamatan Patuk berbuah lebat.
Hampir setiap keluarga di Patuk memiliki pohon durian di halaman rumah mereka.
Namun jenis pohon kencono rukmi tergolong lebih sedikit dibanding dengan jenis lain.
Perbandingannya 1:10.
“Jika pohon durian lain bisa setiap hari jatuh bisa puluhan per pohonnya, kencono rukmi hanya ada satu buah saja. Itupun tidak setiap hari,” tutur Andriyana.
Menurut Andriyana yang juga menjual kencono rukmi di depan rumahnya, durian jenis ini dibeli orang yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi.
Sebab, tidak menyebabkan efek samping saat dikonsumsi.
Harga per buah durian kencono rukmi antara Rp 50.000 sampai Rp 70.000 tergantung ukurannya.
“Jika suka bisa dikonsumsi dengan dimasukkan ke kopi panas, rasanya maknyuus,” ucapnya.
Selain kencono rukmi, banyak jenis durian lokal lainnya yang tumbuh di Patuk.
Masyarakat lokal menyebutkan durian petruk, montok, dan berbagai jenis durian lainnya.
“Untuk bibit durian kencono rukmi memang terus dikembangkan oleh dinas (Pertanian dan Pangan), belum lama dibagikan kepada masyarakat. Setiap RT diberi 17 pohon untuk dibagikan,” ucap Andriyana.
Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengatakan kencono rukmi sejak beberapa tahun sudah didaftarkan sebagai durian lokal khas Kecamatan Patuk.
Meski rasa dagingnya tak seenak durian umumnya, tetapi jenis ini banyak dicari.
Untuk mempertahankan kencono rukmi sebagai ikon di daerah tersebut, pihaknya bekerja sama dengan pihak Dinas Pertanian dan Pangan untuk mengembangkan durian tersebut.
“Memang cocok bagi penderita darah tinggi mengonsumsi durian kencono rukmi karena tidak berpengaruh (terhadap kolesterol),” katanya.
Selain itu, untuk memperkenalkan jenis durian ini, Haryo bekerja sama dengan masyarakat untuk menggelar festival durian pada awal Desember mendatang.
“Kami berupaya terus mengenalkan durian kencono rukmi ke masyarakat,” pungkasnya.