Cerita Dubes China soal Panggilan Spesial Jokowi ke Xi Jinping

Jakarta, KabarBerita.id — Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang ikut membahas soal panggilan spesial Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Xi Jinping.

Menurut Lu, sapaan ‘big brother’ atau ‘kakak besar’ yang sering diucapkan Jokowi kepada Xi Jinping merupakan bentuk kedekatan kedua pemimpin negara secara pribadi, di luar hubungan diplomasi.

Lu berujar kedua pemimpin negara itu selama ini memang melakukan komunikasi tingkat tinggi karena memiliki tantangan yang sama seperti soal pembangunan negara.

Namun menurutnya, Jokowi dan Xi tak cuma melakukan komunikasi untuk urusan pekerjaan. Keduanya selalu menjaga hubungan pribadi mereka dengan sangat baik.

“Di dalam komunikasi tingkat tinggi kepala negara seperti Presiden Xi Jinping dan Presiden Jokowi bukan hanya terjadi karena memiliki tantangan yang sama seperti terkait pembangunan negara mengenai urusan regional maupun internasional. (Karena) itu (merupakan) hubungan kerja. Mereka juga menjaga hubungan secara pribadi dengan sangat baik,” kata Lu saat jumpa pers di Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok, Rabu (21/12).

Lu mengatakan kedekatan antara Jokowi dan Xi terjadi karena keduanya memiliki karakteristik maupun karisma tertentu. Dia lalu menekankan bahwa hubungan mesra keduanya juga mencerminkan hubungan erat antara China dan Indonesia.

“Hal itu memperlihatkan persahabatan antara kedua pemimpin itu sendiri karena ada persona karakteristik atau karisma tertentu. Itu sekali lagi mencerminkan hubungan yang sangat erat antar kedua negara kita,” ujar Lu.

Jokowi sebelumnya mengaku punya panggilan khusus kepada sejumlah pemimpin negara. Salah satunya Xi Jinping yang kerap ia panggil dengan sapaan “big brother” atau kakak besar.

Hal itu ia ungkapkan saat buka-bukaan dengan beberapa pemimpin media sebelum bertolak ke Bangkok untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT), pada 17 November lalu.

Bukan cuma Xi, Jokowi juga mengaku punya panggilan spesial kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.

Tinggalkan Balasan