Cegah Konflik Papua Memanas, Komnas HAM Minta TNI Tahan Diri

Jakarta, KabarBerita.id — Komnas HAM meminta TNI mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak awal Februari 2023.

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengatakan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, yang baru saja meningkatkan operasi siaga tempur, harus mencegah konflik di Papua meluas dan bertambahnya korban jiwa.

“Mendukung upaya pemerintah, termasuk TNI dan Polri, dalam penyelamatan Philip Marthen dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, praduga dalam situasi di mana timbul keragu-raguan, dan proporsionalitas untuk mencegah meluasnya konflik dan bertambahnya korban jiwa,” kata Atnike dalam keterangan resmi, Selasa (18/4).

Atnike menyebut Komnas HAM mendorong adanya penegakan hukum terhadap semua pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai tindak kekerasan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip HAM.

Namun ia mendorong pemerintah pusat maupun pemerintah daerah termasuk TNI-Polri memastikan jaminan perlindungan kepada masyarakat sipil yang terdampak langsung.

“Mengajak semua pihak untuk menahan diri dalam merespons situasi di Papua untuk mencegah eskalasi konflik,” ujarnya.

Komnas HAM pun menyampaikan duka cita terhadap Pratu Miftakhul Arifin yang gugur dalam upaya pembebasan Kapten Philip.

“Turut berduka cita atas korban jiwa dan luka dari Anggota TNI, khususnya Prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftakhul Arifin,” kata Atnike.

Atnike menyatakan Komnas HAM menyayangkan tindakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atas penyanderaan Kapten Philip yang semakin memperburuk situasi keamanan dan menghambat upaya damai dalam mendorong pemajuan dan pelindungan HAM di Papua.

Oleh karena itu, Komnas HAM mendesak TPNPB segera membebaskan Philip Marthen selaku warga negara asing yang tidak ada kaitannya dengan persoalan Papua.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah meningkatkan operasi di Papua menjadi operasi siaga tempur darat untuk KKB.

“Tentunya dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu kita ubah jadi operasi siaga tempur. Di TNI, di Natuna sana ada operasi siaga tempur laut, nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat, artinya ditingkatkan,” kata Yudo di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, dalam rekaman suara yang diterima, Selasa (18/4).

Yudo mengatakan operasi ditingkatkan usai KKB melakukan penyerangan terhadap personel TNI pada 15 April. Ia menuturkan peningkatan status operasi ini bertujuan agar naluri tempur prajurit TNI terbangun.

Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia usai diserang KKB di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4).

Saat itu, satgas tengah berupaya menyelamatkan pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu.

Tinggalkan Balasan