Kabarberita.id– Anggaran pertahanan Jepang bakal memecahkan rekor tertingginya menjadi 46 miliar dolar Amerika Serikat atau Rp 623,6 triliun pada tahun fiskal 2018, menyusul ancaman Korea Utara yang terus meningkat.
Dilansir dari AFP, Jumat (22/12/2017), belanja pertahanan itu merupakan bagian dari anggaran fiskal 2018 senilai 860 miliar dolar AS, yang dimulai pada April tahun depan.
Bujet pertahanan Jepang tersebut meningkat dalam enam tahun berturut-turut untuk memperkuat militer dalam menghadapi ancaman rezim Kim Jong Un, yang telah menembakkan dua rudal melewati Jepang.
Bulan lalu, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), dan terjatuh ke perairan zona ekonomi eksklusif Jepang.
Baca juga : Tekanan China terhadap Korea Utara Dinilai Masih Kurang
Dana pertahanan ekstra itu termasuk mencakup biaya persiapan untuk mengenalkan sistem penghalau rudal, Aegis Ashore.
“Pada saat Korea Utara meningkatkan kemampuan rudal balistiknya, kita perlu untuk memperkuat pertahanan,” ujar Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, awal bulan ini.
Sejak kunjungan pertamanya pada ke Jepang, Presiden AS Donald Trump mendukung peningkatan kesiapan militer dengan mengatakan seluruh sekutu AS di Pasifik harus memberi peralatan militer AS.
Baca juga : Sistem Misil Baru Jepang Bakal Beroperasi 2023
Yukio Edano, pemimpin oposisi terbesar,Partai Demokrat Konstitusional Jepang, mengatakan peningkatan pembelian rudal akan menjadi perselisihan di antara anggota parlemen.
Akira Kato, profesor politik internasional dan keamanan regional Universitan JF Oberlin Tokyo, berpendapat kepemimpinan PM Shinzo Abe memanfaatkan ancaman Korea Utara sebagai kekuatan untuk meningkatkan sistem pertahanannya.
“Jepang akan terus memperkuat pertahanannya untuk saat ini,” katanya.
Sumber : KOMPAS.com