Surabaya, KabarBerita.id — Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengungkap suasana kebatinan yang dialami partainya terkait belum jelasnya arah dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2024.
Basarah mengatakan, dalam beberapa pekan terkahir, muncul banyak spekulasi terkait bagaimana sikap politik Jokowi sebenarnya. Hal itu, kata dia, membuat PDIP bertanya-tanya.
“Beberapa minggu terakhir ini banyak spekulasi yang berkembang di alam pikir dan suasana kebatinan, bukan hanya PDIP tapi juga rakyat Indonesia keseluruhan mengenai bagaimana sebenarnya sikap arah dan keputusan Pak Jokowi terhadap pilpres ini,” kata Basarah ditemui di Kantor PDIP Jatim, Surabaya, Minggu (15/10).
Basarah kemudian menceritakan soal kedekatannya dengan Jokowi, ketika ia mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat berkampanye pada tahapan Pilpres 2014 silam.
Dari kedekatannya itu, Basarah yakin Mantan Wali Kota Solo merupakan sosok yang baik. Menurutnya, Jokowi kini hanya sedang berusaha menjalankan politik persatuan, seperti yang dilakukan Presiden pertama RI Sukarno dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Dia menjalankan politik persatuannya Bung Karno, ketika menyatukan bangsa yang beragam ini dengan Pancasila-nya. Beliau menjalankan politik persatuan yang dijalankan Bu Megawati. Ketika Bu Mega jadi presiden, Bu Mega lah orang pertama yang meminta rakyat Indonesia tidak menghujat Pak Harto,” ucapnya.
“Bu Mega lah yang merangkul tokoh-tokoh Orde baru untuk menjadi menteri kabinetnya, dan beberapa jenderal purnawirawan dijadikan gubernur,” tambah Basarah.
Menurutnya, Jokowi pun sedang menjalankan politik persatuan serupa, karena merangkul partai lain dan rivalnya untuk masuk dalam Kabinet Indonesia Maju. Basarah pun yakin, Jokowi tak sampai hati akan meninggalkan PDIP.
“Maka atas dasar itu, nalar sehat saya tidak sampai untuk menyimpulkan, bahwa jika partai yang memukulnya saja, menghinanya, memfitnahnya, beliau rangkul. Masa sih parpol yang melahirkan, membesarkan dan menjaganya hingga hampir 10 tahun pemerintahannya akan dia pukul, akan dia tinggalkan, akan dia sakiti. Saya tidak punya nalar sampai ke situ,” katanya.
Basarah juga meyakini, Jokowi pada akhirnya akan tetap bersama Megawati dan PDIP, yakni mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
“Maka saya termasuk orang yang masih berprasangka baik, bahwa Pak Jokowi secara pribadi, bukan sebagai presiden, pada akhirnya tetap dan selalu bersama dengan Ibu Megawati, PDIP dan Mas Ganjar Pranowo,” kata dia.
Diketahui, situasi politik di Indonesia kian panas, terutama di dalam tubuh PDI Perjuangan, jelang Pilpres 2024.
Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menganggap, Jokowi punya pilihan politik berbeda dengan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres 2024.
Hal itu terlihat dari langkah Kaesang Pangarep yang bergabung dengan PSI. Sikap putra bungsunya itu memperkuat sinyal Jokowi lebih mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs itu mengamini sejauh ini PSI memang belum resmi menyatakan dukungan kepada capres tertentu.
Akan tetapi, PSI sudah kerap hadir dalam acara yang dihelat partai-partai Koalisi Indonesia Maju pendukung Prabowo Subianto.
Hasto klaim soal model kampanye Ganjar
Sementara itu, di Jakarta, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Hasto Kristiyanto mengklaim tidak akan ada Calon Presiden (Capres) yang akan mengikuti model kampanye Ganjar Pranowo.
Hal itu diungkapkan Hasto saat hadir dalam peresmian Media Center TPN Ganjar Presiden di rumah Cemara, Jalan Cemara No. 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu.
Hasto mengaku Ganjar akan menampilkan model kampanye yang unik dan berbeda ketimbang calon lainnya. Dia bahkan mengklaim salah satu model kampanye Ganjar yang tidak akan diikuti oleh capres lainnya yakni bertemu dan tidur di rumah rakyat.
“Di antara seluruh kampanye yang nantinya kita saksikan bersama, hanya satu-satunya calon presiden yang bisa tidur di rumah rakyat, itu Pak Ganjar Pranowo,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (15/10).
Hasto menyebut model kampanye itu juga sejalan dengan citra sosok Ganjar yang menurutnya sebagai pemimpin yang paling merakyat.
Menurutnya, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang mampu menampilkan wajah kerakyatan lewat perjumpaan dengan seluruh rakyat.
“Pak Ganjar Pranowo adalah sosok pemimpin yang merakyat, sosok yang betul-betul mampu menampilkan watak pertemuan dengan rakyat yang paling unik,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Hasto juga turut menyinggung peran Rumah Cemara 19 yang dulu sempat digunakan dan turut membantu pemenangan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres tahun 2014 dan 2019.
Oleh karenanya, ia menilai dengan digunakan kembali Rumah Cemara tersebut bakal menjadi ikhtiar kelanjutan dalam menghantarkan kemenangan bagi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.