Kabarberita.id – Gelombang aksi solidaritas untuk Palestina terus menggema di penjuru dunia, seiring keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyatakan pengakuannya bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan, sebagai bentuk konkretnya, segera memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke kota yang dalam bahasa Arab populer disebut al-Quds itu.
Keputusan Trump ini dianggap lancang oleh masyarakat internasional karena kepemilikan Yerusalem hingga kini masih dipersengketakan antara Israel dan Palestina, dan masih dianggap “status quo” oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Palestina pun mengaku memiliki kota itu karena penduduknya banyak yang menghuni Yerusalem bagian timur, sehingga tidak bisa begitu saja diklaim secara sepihak oleh Israel dan harus diselesaikan melalui meja perundingan.
Maka, sejumlah negara – termasuk Indonesia – mengecam keputusan sepihak pemerintah AS itu di bawah pimpinan Trump, yang dinilai semakin menambah ketegangan di al-Quds, sekaligus memperberat upaya-upaya perdamaian di Timur Tengah sejak konflik berkepanjangan separuh abad lamanya.
Dari Tanah Air, Aksi Bela Palestina pun menggema di akhir pekan ini. Seruan mengecam sikap Presiden Trump terkait Yerusalem hingga ancaman boikot produk-produk AS disuarakan di tengah-tengah aksi yang dihadiri puluhan ribu umat Muslim Indonesia ini.
Usai Subuh berjamaah, massa mulai bergerak ke kawasan Monas, memenuhi simpul-simpul aksi membaur bersama jemaah lainnya dari berbagai penjuru daerah. Kaum Muslimim satu suara menghimpun solidaritas untuk saudara seiman di Palestina.
Sejumlah tokoh penting negeri ini hadir melebur bersama umat di Aksi Bela Palestina. Antara lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Ketua PBNU KH Masyhudi Suhud, KH Abdullah Gymnastiar, Ustaz Bachtiar Nasir dan beberapa tokoh lainnya.
Aksi yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah ormas Islam ini merupakan bentuk aksi penolakan pengakuan sepihak Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Umat Islam Indonesia mendesak Presiden Trump mencabut keputusan kontroversialnya itu.
“Kalau Donald Trump tidak mau juga mencabut, kita perang, boikot AS, kita akan buat petisi kepada pemerintah lewat Kedubes AS. Setuju?” kata Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin saat berorasi di silang Monas, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2017.
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu meminta Presiden Trump harus mencabut pengakuan sepihaknya tersebut, apalagi seluruh dunia telah mengecam klaim tersebut. Menurutnya, pencabutan pengakuan harus dilakukan untuk menghindari konflik berkepanjangan.
“Kita heran, sampai hari ini Donald Trump belum mendengar, apakah Donald Trump tidak mendengar, atau sudah tidak bisa mendengar,” kata Kiai Ma’ruf.
Ia menegaskan umat Islam merasa tersakiti dengan pengakuan sepihak Trump soal Yerusalem ibu kota Israel. Oleh karenanya, Ia berharap seluruh umat Islam di Indonesia bisa bersatu, demi membantu rakyat Palestina membebaskan diri dari penjajahan zionis Israel dan sekutunya.
“Kita wajib dukung itu. Negara Palestina masih dapat gangguan dari Israel dan AS, kita bebaskan Palestina,” kata dia sambil menggemakan takbir. [Baca: Kritik Pedas Habib Rizieq ke Donald Trump]
Dalam aksi tersebut, MUI yang mewakili seluruh perwakilan ormas Islam juga menyampaikan petisi yang ditujukan kepada Presiden AS Donald Trump. MUI mengecam keras sikap keputusan sepihak Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Petisi yang diatasnamakan seluruh ketua ormas Islam di Indonesia itu akan dikirimkan ke Kedutaan Besar AS di Indonesia, Senin pagi, 18 Desember 2017. Sekretaris Jenderal MUI, KH. Anwar Abbas didapuk untuk membacakan delapan butir petisi di depan peserta Aksi Bela Palestina pagi itu.
Sumber VIVA.com