Jakarta, KabarBerita.id — Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng mencibir Ketua Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang tersangkut dalam isu kudeta pendongkelan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan Ketua Umum Partai.
Menurutnya, Moeldoko kini turut mendapat popularitas dalam isu tersebut di skala nasional. Hanya saja, dia terkenal karena menjadi tokoh yang jahat dalam isu tersebut.
Andi mencibir Moeldoko dengan sebutan ‘Notorious’ atau jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia ialah mereka yang terkenal karena sesuatu sentimen yang bersifat negatif.
“Ada juga dalam bahasa inggris terkenal tapi jelek, namanya notorious. Nah Moeldoko ini notorious,” kata Andi dalam sebuah webinar yang digelar pada Minggu (7/2).
Semula, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengungkapkan bahwa padanan bahasa Indonesia tidak mengenal istilah popularitas dari sentimen positif ataupun negatif. Padahal, bahasa inggris memperlakukan padanan bahasa tersebut dengan dua artian yang berbeda.
Misalnya, kata dia, jika menggunakan kata ‘famous’ atau ‘popular’ maka indikasi keterkenalan tokoh tersebut positif. Beda halnya dengan penggunaan kata ‘notorious’ yang berdiksi negatif.
“Itu notorious, semua orang tahu tapi negatif. Kalau Demokrat tambah naik,” jelas dia.
Menurutnya, sentimen positif dari publik terhadap partai politik tersebut pun akan semakin naik akibat isu kudeta ini. Andi menjelaskan bahwa hal tersebut lantaran Demokrat kini tengah berjuang melawan elemen kekuasaan yang mencoba mengintervensi kedaulatan partai tersebut.
Sehingga, nantinya masyarakat akan melihat hal tersebut sebagai sebuah harapan baru.
“Bukan karena kami playing victim, tapi karena kami lawan. Melawan elemen kekuasaan, karena kami berani,” ucap Andi.
Menurutnya, keterlibatan Moeldoko dalam isu mendongkel AHY sebagai Ketum pun sangat berbahaya bagi konsolidasi demokrasi yang tengah dibangun di Indonesia saat ini.
Dia memprediksi, apabila rencana tersebut berhasil lantaran kader-kader tak bersuara lepas ke Partai usai mengadakan pertemuan, maka bukan tidak mungkin suara partai terhadap pemerintah akan berubah sepenuhnya.
“Dengan intervensi-intervensi semacam ini, pasti akan mempengaruhi independensi partai politik,” katanya.
“Dan kalau sudah diambil alih, kira-kira Demokrat ke arah mana suaranya. pasti mendukung pemerintah, pastilah itu,” tambahnya lagi.
Sebagai informasi, Partai Demokrat saat ini tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat. AHY digadang-gadang bakal dikudeta oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko sebagai Ketum Partai.
Manuver itu disebutkan terkait erat dengan kepentingan Pemilu 2024.
DPP Demokrat menyatakan telah menerima informasi dari para pengurus pimpinan partai di pusat dan daerah yang sempat bertemu dengan Moeldoko. Mereka pun menilai Moeldoko sebagai penyalahgunaan wewenang karena mencatut nama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).