Kabarberita.id – YouTube saat ini semakin serius untuk memerangi konten yang mengeksploitasi anak pada mediumnya. Youtube memang saat ini merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan, media sosial berbasis video milik Google itu mengumumkan akan lebih tegas menyikapi konten paedofil dan lain-lainnya yang mengganggu publik.
Pengumuman YouTube memerangi konten yang membahayakan anak itu muncul kemarin setelah selalu dikritik buta atas merebaknya konten paedofil.
Dalam pengumuman yang dikutip Crimeonline, Kamis 23 November 2017, Wakil Presiden Manajemen YouTube, Johanna Wright, mengatakan pihaknya selalu bersikap keras atas konten penganiayaan dan pelecehan anak.
ia menuturkan, kini YouTube sudah menghapusi konten yang mengancam anak, tak peduli latar belakang atau niatan unggahan konten tersebut. Untuk memperkuat penindakan konten yang menyerang anak, YouTube mengungkapkan sudah mengubah ketentuan pedoman.
Wright mengatakan “Dalam beberapa pekan terakhir ini, kami memperluas penegakan pedoman konten kami, dengan menghapus konten yang berisi anak di bawah umur yang bisa membahayakan anak,” pada postingan di blog YouTube.
Penguatan pedoman konten yang melindungi anak pada YouTube yakni penerapan pedoman yang lebih ketat dan penegakan lebih cepat melalui teknologi, menghapus iklan dari video tak pantas yang menargetkan keluarga maupun anak-anak, memblokir komentar yang tak pantas pada video yang berisi anak di bawah umur. Selain itu, memberikan panduan bagi pembuat konten keluarga, kemudian melibatkan pakar maupun ahli dalam upaya pengawasan konten anak.
“Dalam sepekan terakhir, Wright mengatakan YouTube telah menghentikan lebih dari 50 saluran dan menghapus ribuan video sesuai dengan pedoman konten kami, dan kami akan terus bekerja cepat menghapus tiap hari,” jelasnya.
Contoh saluran YouTube yang dihapus yakni saluran Toy Freaks. Pasalnya saluran ini mengunggah berbagai video yang menunjukkan seorang ayah menyiksa anak perempuannya.
Selain itu, YouTube juga mengatakan mereka telah memperkuat algoritma mereka untuk mencabut monetisasi 500 ribu video yang berisi karakter ramah keluarga tapi menunjukkan perilaku kekerasan, seksual dan tindakan ofensif lainnya. (ren)
Sumber : VIVA