Berita  

Yenny Wahid: Perempuan Adalah Tiang Negara

JAKARTA, Kabarberita.id – Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan perempuan merupakan tiang negara yang akan turut menentukan kemajuan suatu bangsa.

“Perempuan itu tiang negara. Kalau perempuannya baik maka negaranya juga akan baik,” ujar Yenny Wahid melalui keterangan tertulis Wahid Foundation di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Yenny menyampaikan, pada Minggu (8/10) Wahid Foundation bekerja sama dengan Badan PBB untuk isu perempuan, UN Women, merayakan Hari Perdamaian Internasional di Pondok Pesantren Annuqayah, desa Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu dilaksanakan Wahid Foundation sebagai wujud penghargaan terhadap perempuan, khususnya di Indonesia, yang dinilai mempunyai karakter khas.

“Ketika UN Women menghubungi kami untuk membuat kegiatan perayaan hari perdamaian dunia yang melibatkan kelompok perempuan di masyarakat, kami langsung berinisiatif untuk membuat Gerakan Perempuan Untuk Perdamaian,” ujar Yenny.

Menurut Yenny, gerakan ini juga sekaligus menjadi tanggapan terhadap keinginan baik Presiden Jokowi yang telah menggagas konsep penguatan ekonomi umat.

“Presiden telah bekerja keras dalam melakukan banyak upaya untuk mengikis kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat. Karena itu mari kita doakan agar beliau diberi kekuatan dalam memimpin bangsa ini. Kita doakan Beliau diberi kesehatan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun Indenesia yang aman, adil dan sejahtera,” kata dia.

Yenny mengatakan, pihaknya memilih Madura sebagai tempat pelaksanaan acara lantaran perempuan Madura dikenal sebagai pribadi yang ulet dan pekerja keras, serta religius dan senang bergotong royong.

Menurut dia, program yang digagas bersama UN Women, berbentuk program penguatan ekonomi keluarga, dimana perempuan akan dibantu untuk meningkatkan kemampuannya dalam mencari tambahan nafkah keluarga. Perempuan bisa tetap tinggal dirumah untuk mengasuh anaknya, sambil membuat usaha kecil untuk membantu pendapatan keluarganya.

Di sisi lain para perempuan tersebut juga akan dibekali dengan kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai perdamaian di lingkungannya masing-masing sehingga tidak mudah terpancing oleh provokasi orang-orang yang ingin menciptakan konflik di tengah-tengah masyarakat.

“Dalam program ini kami juga melibatkan banyak kyai, untuk membantu membangun pemahaman kaum perempuan terutama tentang nilai Pancasila,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Jokowi dalam pidatonya di acara Hari Perdamaian Internasional di ponpes Annuqayah, desa Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian di Bumi Nusantara.

Presiden menekankan, banyak negara menginginkan perdamaian dan kerukunan layaknya terjadi di Indonesia.

“Indonesia memiliki suku yang cukup banyak, mencapai 714 suku. Aneka ragam suku bahasa agama ras itu merupakan takdir yang harus dijaga. Perempuan turut memiliki peran penting dalam menjaga keragaman,” kata Presiden.

Tinggalkan Balasan