Jakarta, KabarBerita.id — Sebagian warga Taiwan menganggap enteng ancaman keras China baru-baru ini menyusul rencana lawatan Ketua Dewan Perwakilan (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taipei.
Sejak Pelosi mengumumkan rencana lawatannya yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang, China berulang kali menyatakan penolakannya dan mengumbar ancaman hingga respons militer.
Seorang warga Taiwan Chen Ye-chen, menganggap masyarakat lokal sudah terbiasa dengan rentetan ancaman China selama ini. Menurutnya itu hanya gertakan biasa dan tidak pernah menjadi kenyataan sejauh ini.
Warga Taiwan lainnya juga menyatakan hal serupa.
“Saya sudah terbiasa dengan China yang mengeluarkan pernyataan seperti itu, jadi saya tidak panik,” kata Hung Chien.
China sebelumnya memberi ultimatum ke pemerintah dan penduduk Taiwan soal kunjungan Pelosi. Namun sebagian warga Taiwan mengabaikan ancaman Beijing tersebut.
Salah satu anggota parlemen dari Partai Progresif Demokratik, Wang Ting-yu, juga buka suara soal peringatan China.
“Bagi rakyat Taiwan, ancaman China tak pernah berhenti dalam beberapa dekade terakhir. Itu terjadi setiap hari,” ujar Wang.
China sedang marah karena Pelosi berkeras mengunjungi Taiwan.
Pemerintahan Xi Jinping kemudian memperingatkan AS agar membatalkan rencana tersebut, apabila tidak mereka akan mengambil langkah tegas. Sejumlah sumber bahkan mengklaim militer masuk dalam opsi pemerintah China merespons lawatan Pelosi tersebut.
Mantan Presiden Taiwan, Lee Teng-hui, juga turut berkomentar. Bagi pemerintah, kunjungan Pelosi, katanya, akan membawa masalah.
Namun salah satu sumber pemerintah Taiwan mengatakan lawatan tersebut bisa mendorong dukungan yang sangat diperlukan pulau tersebut secara diplomatik. Sejauh ini, Taiwan hanya memiliki hubungan resmi dengan 14 negara.
“Jika dia datang, visibilitas internasional Taiwan akan sangat meningkat dan akan mendorong lebih banyak sekutu untuk mengambil tindakan mendukung Taiwan,” kata sumber itu.
Pelosi akan menjadi ketua DPR pertama di dunia yang mengunjungi Taiwan dalam setengah abad terakhir jika lawatan benar-benar terjadi.
Sejumlah sumber mengklaim Presiden Joe Biden sebenarnya keberatan dengan rencana lawatan Pelosi ke Taiwan. Gedung Putih bahkan disebut berupaya mencegah Pelosi merealisasikan lawatannya ini karena khawatir dengan respons China.
China selama ini menganggap Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya yang membangkang karena ingin memerdekakan diri.
Pemerintahan Presiden Xi Jinping berulang kali menegaskan China akan berupaya dengan segala cara menyatukan kembali Taiwan dengan daratan China, termasuk menggunakan kekerasan militer jika perlu.
Sementara itu, Taiwan terus mendekatkan diri dengan negara-negara Barat terutama Amerika Serikat untuk mendapat dukungan dan pengakuan.
Hal itu pun kerap membuat China berang kepada Taiwan dan memperkeruh relasinya dengan AS yang sudah tegang.
AS memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan karena China. Namun, Gedung Putih memiliki perjanjian khusus dengan Taiwan yang berisikan komitmen Amerika untuk membantu Taipei dalam hal pertahanan diri, termasuk dalam menghadapi China.