Jakarta, KabarBerita.id — Warga negara Lebanon yang tinggal di dalam maupun luar negeri kian marah dan kecewa pada pemerintah.
Mereka khawatir akan kehilangan kontak dengan keluarga dan kerabat mereka jika internet mati total.
Imad Kreidieh Direktur Jenderal perusahaan telekomunikasi Ogero memperingatkan, bahwa layanan internet Lebanon dapat mati dalam waktu 10 hari ke depan.
Hal tersebut dikarenakan kekurangan dolar AS dan solar, karena tidak mencukupi untuk menjaga generator cadangan dan juga stasiun siaran supaya tetap beroperasi.
Sejak bulan Juni lalu, perusahaan listrik Electricite du Liban hanya dapat mengamankan listrik selama beberapa jam dalam sehari untuk rumah tangga dan institusi.
Terutama subsidi pemerintah untuk solar telah dicabut, harga bahan bakar terus meningkat. Bahkan bahan bakarnya hanya tersedia dalam dolar dan dijual di pasar gelap.
Ekspatriat Lebanon di Eropa dan Teluk menyalahkan Beirut. Perusahaan Bankit di UEA, Rana Arbid mengatakan apabila internet runtuh ia juga akan runtuh.
Ia menuduh pemerintah Beirut tidak bertanggung jawab dan tidak berguna. Ia juga turut menyalahkan para elit penguasa karena membahayakan kehidupan masyarakat.
Warga lebanon yang tinggal di Istanbul Nada Khalil mengatakan kemerosotan ekonomi Lebanon dimulai pada tahun 2020.
Ia mengatakan bahwa yang berkuasa bukanlah penguasa. Melainkan sekelompok pencuri serakah yang mengenakan jas dan membunuh warga secara perlahan.