Magelang, KabarBerita.id — Kepala Desa Kenalan Kecamatan Borobudur, Agus Waluyo meminta warganya bijak mengelola sampah organik maupun anorganik. Sampah organik, kata Agus, bisa untuk budi daya magot, sedangkan anorganik bisa dikelola dengan berbagai macam kerajinan.
Agus menyampaikan terima kasih kepada Universitas Tidar (Untidar) Magelang melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran Ilmiah dan Kreativitas Mahasiswa (UKM Pelita), yang telah memberikan sosialisasi pemanfaatan sampah.
“Jadi pengelolaan sampah ini tidak bisa dikerjakan hanya per individu saja, namun setiap warga harus bekerja sama,” ujarnya saat kegiatan tersebut di Balai Desa Kenalan Borobudur, Rabu (4/10/2023).
Ia mengatakan, jika sampah bisa dikelola tentunya lingkungan menjadi bersih, nyaman dan sehat.
Kegiatan Pelita Mengabdi merupakan proker tahunan dari Divisi Hibah, yang bertujuan memberikan kesempatan mahasiswa untuk terjun langsung membantu dan meningkatkan keswadayaan masyarakat serta memberikan wawasan yang luas kepada masyarakat awam. Untuk agenda kali ini, Pelita Mengabdi mengambil tema mengatasi masalah pencemaran sampah dengan implementasi budi daya maggot di Desa Kenalan.
Verjunnea Ali Choiriyan, Ketua Panitia Pelita Mengabdi, menjelaskan sosialisasi budi daya maggot bertujuan mengajak warga Desa Kenalan bisa mengelola sampah organik untuk dimanfaatkan dalam program budi daya maggot.
“Sampah bisa dikelola dan warga bisa panen maggot untuk pakan ternak,” jelasnya.
Tri Puji Rahayu, Pembina UKM Pelita sekaligus Dosen Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNTIDAR memberikan materi pemanfaatan sampah organik untuk budi daya maggot. Menurutnya, budi daya maggot sebenarnya tidak sulit namun butuh ketelatenan dan konsisten untuk menjalankannya.
Siklusnya berputar dari telur menetas menjadi baby maggot/larva, kemudian maggot dewasa, pre pupa, pupa, dan lalat BSF (Black Soldier Fly). Sumber pakan bisa menggunakan sampah organik dapur, kotoran hewan/ayam yang mudah didapat di sekitar Desa Kenalan.
Ia menjelaskan, maggot merupakan pakan ternak dengan protein tinggi yang baik digunakan untuk ternak unggas. Hasil maggot bisa dimanfaatkan warga yang juga berprofesi sebagai peternak untuk mengurangi biaya pakan ternak atau bisa juga dijual ke peternak unggas di luar desa.
Saat sosialisasi, warga diajak berdiskusi bagaimana mengelola sampah yang selama ini diterapkan di Desa Kenalan. Warga diajak mulai mengenal jenis-jenis sampah, cara untuk mengatasinya dan mengevaluasi serta menyimpulkan apakah cara yang selama ini dilakukan cukup efektif untuk mengatasi sampah. Warga juga diberi penjelasan mengenai sampah, jenis, cara efektif mengatasi, serta gambaran perbandingan sampah dan pengelolaannya antara di Indonesia dan Singapura.
Peserta sosialisasi terdiri dari pengurus bank sampah, pemilik usaha slondok, serta warga yang memiliki hewan peliharaan ternak dan unggas.