Jakarta, KabarBerita.id — Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara bayaran Rusia, Wagner Group, bakal menarik pasukannya dari garda depan perang di timur Ukraina pada 25 Mei. Ia pun menyerahkan pertempuran ke tangan Rusia.
“Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kami menyerahkan posisi kami ke Kementerian Pertahanan [Rusia], dan pada tanggal 25, kami meninggalkan zona perang,” ujar Prigozhin, Minggu (21/5)
“Dengan demikian, seluruh tugas akan dilanjutkan oleh unit-unit pemberani Kementerian Pertahanan, dan kami pergi ke kamp lapangan.”
Prigozhin mengatakan keputusan ini diambil karena Wagner sudah “merebut semua wilayah yang kami janjikan akan kami rebut.”
“Mulai 1 Juni, tak akan ada satu pun prajurit Wagner di garda depan hingga kami melakukan reorganisasi, mempersiapkan perlengkapan, dan pelatihan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Prigozhin kembali membantah klaim Presiden Volodymyr Zelensky yang menyatakan bahwa pasukan Ukraina masih bertempur di Bakhmut.
Menurut Prigozhin, Wagner dan Rusia sudah merebut keseluruhan Bakhmut sehingga tak ada lagi pasukan Ukraina di kota tersebut.
Prigozhin tak menjabarkan lebih lanjut wilayah mana saja yang harus direbut Wagner berdasarkan perjanjian dengan Rusia. Namun, Prigozhin memang mengklaim sudah merebut keseluruhan Bakhmut pada akhir pekan lalu.
Meski demikian, Ukraina membantah klaim tersebut. Setelah itu, Rusia dan Ukraina pun terus saling klaim menguasai area Bakhmut.
Hingga kini belum ada pihak yang dapat mengonfirmasi klaim kedua belah pihak.
Namun beberapa bulan belakangan, pasukan Ukraina dilaporkan perlahan merebut kembali sejumlah kawasan Bakhmut dari cengkeraman Rusia.
Dengan baku tembak yang tak kunjung usai, Bakhmut saat ini menjadi medan tempur paling berdarah di Ukraina. Selama pertempuran memanas, Rusia sudah berulang kali mengklaim menguasai atau mengepung kota itu.
Meski demikian, Ukraina selalu membantah klaim tersebut. Laporan mengenai peperangan di Bakhmut pun terus berlanjut hingga saat ini.