Jakarta, KabarBerita.id — wabah yang diduga flu babi di Kupang, Nusa Tenggara Timur sedang menjadi Sorotan. Puluhan ekor babi ditemukan mati diduga akibat virus African swine fever (ASF) alias flu babi.
Apakah flu babi dapat menular ke manusia? mengingat Sajian berbahan daging babi juga cukup banyak ditemukan di tengah masyarakat terutama masyarakat non muslim.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mengkonfirmasi temuan babi yang mati. Namun mereka belum dapat memastikan bahwa kematian babi disebabkan oleh ASF.
ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat mengakibatkan kematian pada babi hingga 100%.
Babi-babi yang terserang ASF akan mengalami gejala klinis seperti kemerahan di bagian perut, dada, skrotum dan telinga, diare berdarah, demam hingga 41 derajat Celcius, konjungtivitis (mata merah, meradang), kejang, muntah, diare atau sembelit serta sulit bernapas, tidak mau makan.
Seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian RI, ASF menjadi ancaman terhadap populasi babi di Indonesia yang mencapai 8,5 juta ekor.
Wabah flu babi di Kupang ini sebenarnya bukan yang pertama kali. Pada Februari 2021 lalu ribuan babi di NTT juga dilaporkan mati akibat ASF.
Hal yang sama pernah terjadi pada tahun 2020 lalu. Kerugian peternak ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Penularan biasanya terjadi melalui kontak fisik antara babi yang sehat dan babi yang terinfeksi. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan ASF.
Tak hanya itu, virusnya juga mampu bertahan di lingkungan luar dan relatif lebih tahan terhadap desinfektan.
Kementan RI memastikan ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat. ASF pun tidak dikategorikan sebagai penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Dengan demikian produk babi tetap aman untuk dikonsumsi.